Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 28, 2015

Sabda Hidup



Kamis, 29 Oktober 2015
St. Gaetano Errico, Mikael Rua
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35. BcO Yer. 27:1-15

Lukas 13:31-35: 
31 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." 32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. 33 Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. 34 Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Renungan:
Orang Farisi memberitahu Yesus bahwa Herodes hendak membunuhnya dan meminta Yesus untuk menyingkir. Namun Yesus yakin bahwa kematianNya bukan di situ. Maka Ia pun tetap memberikan pengajaran di sana.
Peringatan orang itu memang perlu. Namun keyakinan kita atas sesuatu memungkinkan kita menyikapi peringatan tersebut dengan bijak. Keyakinan ini yang membuat kita mampu terus berjalan dan bergerak.
Kadang kita mundur kala menerima peringatan, terutama yang mengancam hidup kita. Hati kita menjadi ciut dan tidak berani bergerak, cenderung menghindar. Pada saat seperti itu rasanya kita perlu membangun keyakinan diri kita. Dengan bergitu kita bisa menyikapi situasi yang ada dengan bijak.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berada dalam ancaman tertentu. Hadapilah ancaman itu dengan kata dan sikap yang bijak.

Refleksi:
Bagaimana menyikapi ancaman?

Doa:
Bapa, kuatkanlah hatiku supaya mampu menyikapi peringatan dan ancaman dengan bijak. Amin.

Perutusan:
Aku akan tenang dan bijak menyikapi hal-hal yang menantang. -syukur2910+nasp-

0 comments:

Post a Comment