Sabtu, 24 Oktober 2015
S. Antonius Maria
Claret, Aloisius Guanella
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Rm. 8:1-11; Mzm.
24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 13:1-9. BcO Yer. 19:1-5,10-20:6
Lukas
13:1-9:
1 Pada waktu itu
datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang
Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka
persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini
lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka
mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak
bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan
belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya
dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian." 6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang
mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari
buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada
pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon
ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di
tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun
ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9
mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Renungan:
Sering kita
dengar kata-kata "kesempatan hanya sekali datangnya". Karena
kesempatan hanya sekali datang maka kita diminta untuk tidak menyia-nyiakan
kesempatan tersebut. Bila kesempatan datang kita harus segera mengambilnya.
Tuhan bukanlah
pribadi yang pelit. Ia memberi banyak kesempatan pada umat manusia untuk
bertobat. Ia akan memberi waktu untuk berubah dan berbuah. "Tebanglah
pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu:
Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika
tidak, tebanglah dia!" (Luk 13:7-9).
Selalu ada
kesempatan bagi kita untuk bersatu kembali dengan Tuhan. Tuhan tak jemu-jemu
mengingatkan. Ia pun setia menunggu kita datang dan bertobat serta bersatu
kembali padaNya. Namun demikian kalau pohon itu tidak berbuah Ia pun tidak akan
segan untuk menebangnya.
Kontemplasi:
Bacalah Injil Luk.
13:1-9. Pejamkan matamu dan bayangkan perumpamaan dalam Injil tersebut.
Refleksi:
Bagaimana anda
menyambut kesempatan yang diberikan oleh Tuhan?
Doa:
Tuhan Engkau
sungguh setia menantikan kedatangan kami. Engkau tak jemu-jemu memberikan
kesempatan kepada kami untuk bertobat. Aku akan menyambut kesempatan yang
Kauberikan. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menyambut kesempatan untuk berbuah. -nasp-
0 comments:
Post a Comment