Monday, October 12, 2015
SETAN DI UJUNG LIDAH
Pada Senin 5 Oktober 2015 lebih dari 15 orang ibu berkumpul di rumah Bu Nani Han, Depokan, Kotagede, Yogyakarya. Ibu-ibu usia sekitar 64-66 tahun itu adalah alumni SMP Immaculata. Banyak di antara mereka sudah sendiri menjanda. Rama Bambang diminta hadir untuk sedikit mengetengahkan pembicaraan tentang penghayatan hidup tua. Di dalam omong-omong secara santai saling tanya dan sharing, Rama Bambang membawa ke dua hal yang menurutnya paling dasar harus dihayati secara bijak.
1. Rawan Penyakit
Ketika setiap kali diminta untuk menunjukkan jari bagi mereka yang tidak mengidap hipertensi, kolesterol, trigiserit, asam urat, diabet .... hanya ada 4 orang ibu yang selalu mengangkat tangan dan mengacungkan jari. Rama Bambang pun termasuk yang takpernah menunjukkan jari karena penyakit-penyakit yang disebutnya adalah yang diidapnya sendiri. Dari sini ada hal yang amat mewarnai kaum lanjut usia, yaitu rawan akan penyakit. Untuk menghadapi berbagai penyakit itu, ada banyak pengalaman termasuk dengan menyantap terapi alternatif seperti daun-daunan dan minuman tertentu. Rama Bambang mengingatkan pentingnya kontrol medis karena orang sering merasa sembuh kalau sudah mengalami misalnya tensi dan kadar gula darah turun. Ada penyakit yang sampai saat ini tak dapat disembuhkan dan hanya harus dikelola agar badan ada dalam kondisi baik. Untuk ini yang perlu dijaga adalah POLA MAKAN. Tindakan bijak adalah mewaspadai selera pucuk lidah. Kalau selera pucuk lidah dibiarkan bebas leluasa menarik menu kesukaan termasuk yang membahayakan kesehatan (misalnya suka emping padahal kena asam urat), seluruh tubuh dapat mengalami derita bukan main sengsaranya.
2. Rawan Hidup Sendiri
Pada zaman kini orang tua dan lansia mudah berada dalam situasi kesendirian. Anak-cucu hidup terpisah. Kalau mereka masih hidup bersama dengan yang tua, mereka pun memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Suasana kesendirian amat dominan dialami dalam hidup sehari-hari. Persentase ketemu dengan orang lain termasuk keluarga makin kecil. Di sini yang dijaga adalah bagaimana tetap hidup dengan dinamis dan menyumbang manfaat. Agar tetap berkembang dan ikut menyumbang bagi orang lain, Rama Bambang menyarankan agar belajar dan atau membiasakan diri dengan dunia internet. Hal yang harus disadari adalah bahwa ini adalah dunia maya yang tidak terjadi dalam jumpa secara fisik. Yang harus dijaga adalah tampilan secara standar tidak seperti pertemuan personal face to face. Di dalam FB tidak berjumpa secara anonim maya dengan amat banyak orang. Tetapi yang pokok dengan dunia internet adalah adanya banyak hal yang dapat kita pelajari dan kita dapat menyumbangkan pikiran dan pengalaman baik. Untuk belajar berbagai fasilitas internet kita harus berguru pada yang muda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment