Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, April 14, 2016

Mudah Mengantuk (1)


diambil dari https://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/10/2413

mudah mengantuk

Rasa kantuk adalah tanda yang diberikan oleh tubuh untuk beristirahat, yang biasanya datang di malam hari atau saat merasa lelah. Namun, dalam keadaan tertentu Anda mungkin merasa mengantuk dan lelah hampir sepanjang hari bahkan di waktu kerja, padahal Anda merasa telah mendapatkan waktu tidur yang cukup seharinya.

Kantuk dan lelah yang datang tidak pada waktunya tersebut perlu diwaspadai dan segera ditanggulangi karena ia tidak hanya akan mempengaruhi kualitas hidup, keselamatan, serta produktivitas Anda sehari-hari tapi juga bisa mengungkapkan kondisi kesehatan tertentu maupun penyakit yang mungkin Anda derita.

Pernah merasa sangat mengantuk di saat jam-jam sibuk? Jika ini yang sering kita rasakan, mungkin kita mengidap hypersomnia. Menurut dr Andreas Prasadja, RPSGT, sleep technologist dari Sleep Disorder Clinic-RS Mitra Kemayoran, hipersomnia adalah sebuah gejala gangguan tidur yang membuat penderitanya mengalami rasa kantuk berlebihan meskipun sudah tidur cukup.

Orang dewasa pada umumnya butuh tidur 7-8 jam seharinya. Sementara kebutuhan tidur kelompok usia remaja-dewasa muda (akhir 20-an) adalah 8,5-9,25 jam perhari. Pada kelompok usia dewasa muda, jika sering mengantuk dan tidur 6-7 jam saja seharinya wajar jika masih mengantuk. Sebelum menebak-nebak atau terus mengonsumsi stimulan, cobalah untuk menambah jam tidur terlebih dahulu.

Hypersomnia

Kata Hipersomnia (hypersomnia) berasal dari kata Yunani hyper, yang artinya “lebih” atau “lebih dari normal”, dan dari bahasa Latin somnus, artinya “tidur”. Hipersomnia (hypersomnia) primer yang merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan ( terkadang disebut sebagai mabuk tidur) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang (biasanya 8 sampai 12 jam tidur), atau mungkin ada pola episode tidur siang , muncul setiap hari, dalam bentuk tidur siang yang diharapkan atau tidak diharpkan.

Seperti halnya insomnia, hipersomnia adalah salah satu gejala gangguan tidur. Seorang yang mengalami hipersomnia sebenarnya mudah sekali dikenali. Ciri-cirinya ia mengantuk walau sudah cukup tidur. Jika mengantuk karena tidur yang kurang, itu bukan hipersomnia.

Berikut beberapa penyebab yang membuat orang selalu mengantuk sepanjang hari:

1. Kurang Istirahat

Normalnya, tidur yang cukup orang dewasa adalah 6-8 jam. Secara fisilogis tubuh kita akan menjadi seperti alarm yang mengingatkan kita untuk beristirahat apabila waktu istirahat yang cukup tersebut tidak terpenuhi. Akibatnya, tubuh akan memberikan respon berupa rasa kantuk bahkan di jam-jam yang produktif. Apabila kita mengindahkan kode tersebut, dan pergi tidur meskipun sejenak, maka setelah bangun tubuh kita akan terasa segar kembali. Hal ini disebabkan pada saat tidur, tubuh akan memanfaatkan zat kelelahan (asam laktat) untuk diolah kembali di dalam hati sebagai cadangan tenaga. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah jadwal terbaik tubuh mengolah asam laktat ini. Dalam mekanisme alami yang terjadi dalam tubuh kita, asam laktat ini diolah dalam hati untuk menjadi cadangan tenaga di malam hari sekitar pukul 00.00 sampai dengan 02.00. Oleh sebab itu, pastikan tubuh dalam keadaan istirahat di jam tersebut. Selain membantu memproduksi tenaga, jam tersebut juga rentan dengan jadwal kerja hati dalam mengeluarkan racun tubuh yang akan berjalan baik jika dalam keadaan istirahat.

2. Kekurangan Oksigen

Jika tubuh memberikan respon kantuk, bisajadi hal ini mengindikasikan bahwa tubuh kekurangan oksigen. Pasalnya, oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel otak untuk melakukan aktifitas rutin sehari-hari. Apabila oksigen yang beredar di darah kurang mencukupi kebutuhan metabolisme dasar, maka otakpun akan kekurangan oksigen, dan cenderung memberikan respon seperti mengantuk. Kekurangan oksigen bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurangnya asupan zat besi seperti yang terdapat dalam sayur bayam, ati, daging merah, dll. Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan pembentukan sel darah merah (eritrosit) yang akan menyebabkan seseorang menderita anemia. Eritrosit mengandung hemoglobin dimana fungsi hemoglobin adalah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jadi, rendahnya eritrosit dalam tubuh menyebabkan hemoglobin juga rendah, dan oksigen yang disebar ke tubuh juga rendah.

3. Makan Berlebihan

Kalori seharusnya memang memberikan energi untuk beraktifitas. Akan tetapi kenapa setelah makan banyak kita malah menjadi mengantuk? Jawabannya ada pada makanan yang kita makan. Mengonsumsi karbohidrat, makanan berlemak, dan makanan yang mengandung gula tinggi secara berlebihan meyebabkan tubuh kita cepat mengantuk. Hal ini disebabkan makanan yang mengandung lemak, gula, dan karbohidrat merupakan makanan yang paling banyak memberikan perubahan hormon dalam tubuh. Sebab, ketiganya memicu respon saraf dengan cepat saat makanan mencapai usus halus. Respon tersebut akan diterima saraf parasimpatis yang kemudian akan memberikan informasi pada tubuh untuk memperlambat gerak tubuh dan lebih fokus dalam mencerna makanan.

4. Mengonsumsi Terlalu Banyak Makanan Manis

Memang makanan manis, tak hanya enak dilihat tetapi juga enak dirasa. Akan tetapi tahukan bahwa setelah mengonsumsi banyak makanan manis yang rasanya enak itu kita akan lebih rentan terhadap rasa kantuk? Hal ini berkaitan dengan hormone insulin. Hormone insulin yang akan ikut meningkat setelah mengonsumsi kelebihan glukosa tersebut akan mempengaruhi produksi hormone serotonin dan melatonin yang sangat berhubungan dengan pemicu rasa kantuk dan kebahagiaan.

5. Makan Banyak di Malam Hari

Sebaiknya makan malam tidak di atas jam delapan malam, atau setidaknya minimal satu jam sebelum tidur. Dan jangan makan banyak di malam hari. Jika Anda makan malam di atas jam delapan dan langsung tidur maka Anda mematikan fungsi insulin yang membuat kadar gula darah menjadi naik atau turun. Akibatnya, kita akan mudah terbangun di malam hari dan sulit tertidur lagi. Padahal, makan banyak tersebut membuat kita merasa mengantuk. Akan tetapi gangguan insulin yang menyertainya membuat kita sulit tertidur nyenyak. Dan hal ini berkaitan lagi dengan rasa kantuk setelahnya di jam produktif akibat sulit tidur nyenyak di malam harinya.

6. Alarm Tubuh terhadap Gejala Stroke

Jika gejala tersebut dialami oleh orang berusia lanjut dan sering, berarti orang tersebut perlu waspada. Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Dr. Bernadette Boden-Albala, asisten professor bidang neurologi pada Universitas Columbia, New York, AS, rasa kantuk yang berlebihan setiap hari merupakan tanda awal serangan stroke. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang sering mengantuk berisiko mengalami serangan stroke dua hingga empat kali lebih tinggi. Bagaimana mengenali rasa kantuk yang biasa dan rasa kantuk yang tidak biasa ini? Biasanya rasa kantuk yang dimaksudkan sebagai alarm tubuh terhadap gejala stroke ialah orang berusia lanjut yang mudah tertidur dalam berbagai situasi. Misalnya saja, mereka yang mudah tertidur ketika sedang menonton televisi di ruang tamu, duduk, saat berbicara bersama, duduk terdiam, setelah makan siang tanpa mengonsumsi alcohol, atau parahnya yang tiba-tiba berhenti mengemudi saat berkendara. Menariknya, dalam penelitian tersebut dikatakan “selama dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka mengantuk dalam sehari memiliki risiko terkena stroke 2,6 kali lebih besar. Sementara orang yang mengantuk secara sangat berlebihan, risiko terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar”.

7. Mata Minus

Lensa mata yang mengalami myopia (mata minus), apabila tidak dikoreksi sesuai dengan kebutuhan mata, maka akan menyebabkan mata mudah lelah dan mudah mengantuk saat kita sedang membaca. Untuk yang tidak memakai kaca mata, hal ini bisa jadi indikasi bahwa mata sedang mengalami gangguan. Untuk yang sudah memakai kaca mata minus, hal ini juga bisa mengindikasikan bahwa mata sudah tidak tercover sempurna dengan kaca mata yang saat ini digunakan.

8. Anemia (kurang darah)

Anemia merupakan penyebab utama rasa kantuk sering datang. Kekurangan darah menyebabkan kurangnya zat besi, sel darah merah yang diperlukan untuk membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh pun berkurang, sehingga menyebabkan orang sering merasa ngantuk. Padahal, oksigen adalah salah satu unsur penting untuk menghasilkan energi. Untuk mengetahuinya, Anda harus melakukan pemeriksaan darah. Jika hasilnya oke, bisa jadi Anda mengantuk karena memang kurang tidur atau kualitas tidur Anda buruk.

9. Hipotiroid (menurunnya produksi hormon tiroid)

Tiroid adalah kelenjar kecil di dasar leher, yang berfungsi mengontrol metabolisme dan kecepatan mengubah bahan bakar menjadi energi. Ketika kelenjar kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu lambat, orang bisa merasa badan lesu dan selalu mengantuk.

10. Diabetes

Glukosa adalah bahan bakar dari energi yang dilepaskan dalam sel-sel karena adanya oksigen. Orang dengan diabetes tipe-2 memiliki tingkat glukosa darah yang tinggi, karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa ini untuk menyediakan energi. Oleh karena itu, individu dengan diabetes tipe-2 mengeluh merasa lelah dan mengantuk sepanjang waktu.

11. Dehidrasi

Kelelahan dan kantuk bisa merupakan tanda dehidrasi. Segeralah cukupi kebutuhan air dalam tubuh agar selalu merasa segar dan bersemangat.

12. Depresi

Depresi bukan hanya gangguan emosi tetapi juga banyak berkontribusi untuk gejala fisik. Kelelahan, selalu mengantuk, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan adalah salah satu gejala yang paling umum pada orang yang mengalami depresi.

13. Gangguan Tidur

Gangguan tidur seperti sleep apnea dan insomnia juga dapat menyebabkan perasaan kelelahan dan kantuk terus-menerus. Tidur digunakan untuk memfungsikan tubuh kembali, sel-sel tubuh memperbaiki dan meremajakan diri. Sementara pada orang yang menderita kurang tidur karena insomnia, sleep apnea, maka sistem pernapasan akan terhambat sehingga sering menyebabkan kelelahan dan kantuk.

14. Penyakit Jantung

Ketika mudah merasa lelah dan mengantuk dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sebaiknya Anda harus memastikan bahwa jantung Anda dalam keadaaan yang baik, karena selalu mengantuk bisa jadi pertanda awal penyakit jantung.

15. Sindrom Kelelahan Kronis

Lelah biasanya segera hilang saat dibawa istirahat. Tapi untuk sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome), lelah tidak cepat hilang dan biasanya ditandai dengan kelesuan, mengantuk, lekas marah, nyeri otot dan dalam beberapa kasus terjadi hilangnya memori.

16. Kurang Olahraga

Menurut dr. Michael Triangto SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari Slim+ Health Sport Therapy, mudah mengantuk atau tubuh seperti kurang berenergi bisa disebabkan karena kurang berolahraga.
”Olahraga yang tepat intensitasnya adalah yang dilakukan hingga mencapai zona latihan (training zone) diri orang tersebut, dan dilakukan secara teratur. Jika tidak optimal, mungkin tubuh akan tetap loyo. Atau sebaliknya, dia makin mudah mengantuk karena tubuh terlalu lelah akibat olahraga berlebihan,” kata dr. Michael.

Sebaiknya jangan berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur. Berikan jarak minimal tiga jam antara olahraga dan waktu tidur. Karena, begitu selesai berolahraga, tubuh memproduksi adrenalin yang membuat Anda sulit tidur. Setelah beberapa lama, adrenalin menurun, tubuh akan relaks dan Anda mudah tidur. Menurut dr. Andreas,  makin berat porsi berolahraga seseorang, maka waktu tidur yang dibutuhkan semakin besar.


(bersambung)

0 comments:

Post a Comment