Senin, 04 April 2016
HARI RAYA KABAR
SUKACITA
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yes. 7:10-14;
8:10; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,11; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38. BcO 1Taw. 17:1-15
Lukas
1:26-38:
26 Dalam bulan
yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat
itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau." 29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu
bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu
kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan
menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi
raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak
akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal
itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu
kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang
mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam
bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil." 38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan
dia.
Renungan:
Kiranya para
perempuan Yahudi paham akan kehadiran sang Mesias. Mungkin di hati kecil mereka
ada harapan bahwa Mesias akan muncul dari kandungannya. Kiranya Maria pun paham
akan hal itu. Namun demikian tidaklah mudah bagi Maria menerima kabar bahwa
Mesias akan dia kandung. Dia belum bersuami. Pasti ada suasana gembira
sekaligus gundah di hati Maria. Malaikat meneguhkan hati Maria dan Maria pun
berserah pada kehendak Tuhan.
Kita pun sering
mengalami kabar-kabar gembira dalam pejiarahan hidup kita. Dan dari kabar-kabar
tersebut ada pula kabar gembira yang membuat kita gundah. Misalnya jabatan kita
dinaikkan dengan konsekuensi orang yang sebelumnya menjabat diturunkan. Kita gembira
sekaligus tidak nyaman. Namun demikian kita tetap harus menjalankan tugas
perutusan tersebut.
Ketika kita
mengalami peristiwa di atas rasanya kita tetap perlu bersikap rendah hati dan
berserah pada kehendak Tuhan. Seperti bunda Maria yang berserah pada kehendak
Tuhan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
mendapat kabar sukacita yang membuat hatimu gundah.
Refleksi:
Bagaimana
mengatasi kegundahan hatimu kala menerima kabar sukacita?
Doa:
Tuhan, semoga aku
tetap rendah hati ketika menerima kabar gembira. Semoga aku tidak jatuh dalam
kesombongan. Amin.
Perutusan:
Aku akan berserah
pada kehendak Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment