Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 17, 2016

TENGOKAN DARI KALASAN


Ketika acara misa dengan PD Rhema Kotabaru selesai pada sekitar jam 11.45, lewat jendela Rm. Bambang melihat keluar. Ada kelompok orang merubung Rm. Yadi. Rm. Bambang mengira bahwa Rm. Yadi menerima tamu khusus. Tetapi di antara mereka ternyata ada yang menengok tempat misa yang mulai ditinggalkan para peserta misa untuk mengambil santap siang. "Rama Bambang ...." orang itu menyapa. Kemudian Rm. Bambang tahu bahwa kelompok yang datang itu berasal dari Paroki Kalasan yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak. Rombongan Kalasan ini hanya berdiri dan terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil yang bergantian mendatangi Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, Rm. Bambang dan masuk kamar Rm.Tri Wahyono. Mereka berbicara sana-sini sekilas lalu berpindah ke rama yang lain. Kebetulan Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi dan Rm. Tri Wahyono pernah berkarya di Paroki Kalasan. Sementara itu Rm. Bambang cukup dekat dengan banyak umat Kalasan karena sanak keluarganya dari garis ibu adalah bagian umat Kalasan.

Ada hal yang menarik dari kunjungan sekitar 30 menit itu. Ketika mereka sudah beranjak untuk meninggalkan Domus Pacis, salah satu ibu berkata kepada Rm. Bambang "Rama, jarene Rama Tri Wahyono nggih teng ngriki" (Rama, kabarnya Rm. Tri Wahyono juga tinggal di Domus Pacis). Rm. Bambang menyahut sambil menunjuk kamar Rm. Tri Wahyono "Lho, mau mlebu kamar kono ora?" (Tadi masuk kamar itu atau tidak?). Karena orang itu mengiyakan, Rm. Bambang berkata "Lha sing neng kono rak Rama Tri Wahyono, ta" (Yang berada di kamar itulah Rm. Tri Wahyono). Orang itu terheran-heran sambil berguman "Biyen ki ora kaya ngono je" (Dulu tidak seperti itu) yang disambung Rm. Bambang "Biyen nggleleng ta?" (Dulu penuh gaya, ta?).

0 comments:

Post a Comment