Senin, 18 April 2016
Hari Biasa Pekan
IV Paskah
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 11:1-18;
Mzm. 42:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:1-10. BcO
Kis. 12:24-13:14a
1 "Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan
tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri
dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah
gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan
di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal
suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari
dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah
yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak
mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus
sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke
domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan
perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan.
Renungan:
Ketika kita
mempunyai peliharaan, mereka akan datang ketika kita mendekatinya. Yang biasa
seperti itu adalah anjing. Namun ternyata ikan, ayam, burung dan lain-lain pun
begitu juga. Memang anjing yang sangat tampak. Bila penciumannya sudah membau
kehadiran kita ia akan segera menyambut kita.
Tuhan mengisahkan
bagaimana domba mengikuti gembalanya. Sang gembala di depan dan barisan domba
akan membuntuti di belakangnya. Mereka percaya dan yakin akan arah dan jalan
yang dipilihkan sang gembala.
Kita mempunyai
gembala agung dalam hidup kita. Tuhan adalah gembala agung kita. Ia menunjukkan
arah dan jalan yang mesti dilalui. Kala kita mengikutinya kita akan menemukan
padang rumput yang hijau dan jalan kita tidak akan tersesat. Maka marilah kita
ikuti arah dan jalan gembala agung kita.
Kontemplasi:
Bayangkan seorang
gembala diikuti domba-dombanya. Bandingkan dengan dirimu yang mengikuti Tuhan.
Refleksi:
Bagaimana
perjalananmu mengikuti arah dan jalan gembala agung?
Doa:
Tuhan Engkau
selalu menuntunku ke arah yang benar. Aku mau mengikuti arah dan jalanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan
mengikuti arah dan jalan gembala agungku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment