Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 17, 2016

Sabda Hidup


Senin, 18 April 2016
Hari Biasa Pekan IV Paskah
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:1-10.  BcO Kis. 12:24-13:14a

Yohanes 10:1-10: 
1 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Renungan:
Ketika kita mempunyai peliharaan, mereka akan datang ketika kita mendekatinya. Yang biasa seperti itu adalah anjing. Namun ternyata ikan, ayam, burung dan lain-lain pun begitu juga. Memang anjing yang sangat tampak. Bila penciumannya sudah membau kehadiran kita ia akan segera menyambut kita.
Tuhan mengisahkan bagaimana domba mengikuti gembalanya. Sang gembala di depan dan barisan domba akan membuntuti di belakangnya. Mereka percaya dan yakin akan arah dan jalan yang dipilihkan sang gembala.
Kita mempunyai gembala agung dalam hidup kita. Tuhan adalah gembala agung kita. Ia menunjukkan arah dan jalan yang mesti dilalui. Kala kita mengikutinya kita akan menemukan padang rumput yang hijau dan jalan kita tidak akan tersesat. Maka marilah kita ikuti arah dan jalan gembala agung kita.

Kontemplasi:
Bayangkan seorang gembala diikuti domba-dombanya. Bandingkan dengan dirimu yang mengikuti Tuhan.

Refleksi:
Bagaimana perjalananmu mengikuti arah dan jalan gembala agung?

Doa:
Tuhan Engkau selalu menuntunku ke arah yang benar. Aku mau mengikuti arah dan jalanMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengikuti arah dan jalan gembala agungku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment