Rabu, 06 April 2016
Hari Biasa Pekan
II Paskah
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 5:17-26;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Yoh. 3:16-21. BcO Kis. 6:1-15
Yohanes
3:16-21:
16 Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 18 Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 19
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia
lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka
jahat. 20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang
kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; 21
tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya
menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Renungan:
Suatu hari saya
bertemu dengan seorang ibu yang sedang menggendong rumput. Tampak sekali beban
berat berada di punggungnya. Dalam percakapanku dia mengatakan bahwa setiap
hari dia begitu karena ternaknya butuh makan. Ternak itu dia pelihara demi
membiayai sekolah anaknya.
Tenaga yang tidak
sedikit dicurahkan demi pendidikan anak yang dikasihinya. Ia bersyukur dua
orang anaknya yang lain telah selesai sebagai sarjana. Mereka sebenarnya ingin
mengajak si ibu bersama mereka, namun si ibu tetap memilih di lingkungan dia
hidup dan mencari uang untuk si bungsu.
Hati seorang ibu
sungguh luar biasa. Ia rela berpayah-payah demi keberhasilan anak-anaknya.
Kasih itu begitu besar. Kalau seorang ibu saja begitu pasti Allah jauh lebih
mengasihi kita. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Hadirkan kemurahan hati orang tuamu kepadamu selama ini.
Refleksi:
Apa yang ingin
kaulakukan kala merasakan kemurahan hati seseorang?
Doa:
Terima kasih
Tuhan, Engkau sungguh mencintai kami. Terima kasih pula atas orang tua yang
sungguh bermurah hati untuk hidup kami. Amin.
Perutusan:
Aku bersyukur
atas kemurahan hati yang kuterima. -nasp-
0 comments:
Post a Comment