Sabtu, 02 April 2016
HARI SABTU
DALAM OKTAF
PASKAH
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 4:13-21;
Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21; Mrk. 16:9-15. BcO Kis. 4:5-31
Markus
16:9-15:
9 Setelah Yesus
bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya
kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. 10 Lalu
perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi
Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. 11 Tetapi ketika mereka
mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 12
Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari
mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 13 Lalu kembalilah mereka
dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun
teman-teman itu tidak percaya. 14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas
orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan
kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang
telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Renungan:
Mengakui sesuatu
yang di luar nalar memang tidak mudah. Para murid sulit menerima dan mengakui
warta Maria Magdalena dan 2 orang murid yang ke Emaus bahwa Yesus telah
bangkit. Bagi mereka warta itu sulit untuk dipercaya. Hati mereka tertutup pada
kemungkinan kebangkitan Yesus, sampai akhirnya Yesus sendiri mendatangi dan
menegur mereka.
Ada banyak kisah
dalam hidup ini yang sering di luar kemampuan nalar kita. Pada saat tertentu
ada korban rumah runtuh ditemukan selamat walau sudah beberapa hari ia berada di
reruntuhan tersebut. Beberapa hari yang lalu ada seekor kucing masih hidup
walau ia masuk dalam kotak paket selama 7 hari. Ada juga orang yang dikatakan
telah mati tapi hidup kembali. Setelah hidup ia bercerita pengalamannya kala
divonis mati. Dan ada banyak lagi peristiwa yang mengatasi nalar dan budi kita.
Menghadapi
peristiwa-peristiwa di luar kemampuan nalar kita memang membutuhkan iman. Kita
tidak bisa memasukkan semua peristiwa dalam budi kita. Kita butuh kerendahan
hati untuk menerima sesuatu yang tidak masuk dalam kerangka budi kita. Tidak
semua yang nyata bisa segera berada dalam pikiran kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu
sejenak. Ingatlah satu peristiwa yang tidak masuk di akal tapi sungguh-sungguh
terjadi.
Refleksi:
Apakah anda bisa
percaya pada peristiwa yang tidak masuk di akalmu?
Doa:
Tuhan
tambahkanlah iman kepada kami. Semoga kami mampu menangkap tanda-tanda yang
kauberikan dalam iman kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan membuka
hatiku untuk mempercayai sesuatu yang berada di luar kemampuan budiku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment