Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 20, 2016

Sabda Hidup


Kamis, 21 April 2016
Anselmus
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20 BcO Kis. 14:8 – 15:4

Yohanes 13:16-20:
16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. 18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. 19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. 20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."

Renungan:
Tanggal 15-19 April yang lalu kami shooting di Keuskupan Malang. Rm Adi bersama teman-teman Komkep Malang menyambut kami dengan baik sekali. Tiga malam kami menginap di tempat yang berbeda. Sambutannya sungguh luar biasa. Rasa lelah perjalanan panjang dari Jogja terus memutari wilayah Keuskupan Malang pun jadi ringan. Bpk Uskup pun menyambut kami dengan sukacita.
Rasanya sungguh indah sebagai seorang utusan disambut dengan baik. Semangat pun terasa terus membara dan membangkitkan daya untuk terus bergerak. Rasanya pas sekali yang dikatakan Yesus, "Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku" (Yoh 13:20). Penerimaan sungguh menghadirkan kelegaan.
Rasa saya bila hidup dilanndasi semangat untuk saling menerima akan memberi kesegaran siapapun yang terlibat. Sebaliknya kala ada satu dua orang yang tidak saling menerima akan melelahkan. Marilah kita mengubah sikap kita dan terus membangun kemauan untuk menerima sesama kita.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu menerima dan diterima.

Refleksi:
Apa yang perlu dilakukan agar bisa saling menerima?

Doa:
Tuhan aku menerima Engkau dalam hidupku. Semoga aku pun menjadi orang yang mudah menerima sesamaku.  Amin.

Perutusan:
Aku akan belajar menerima dengan baik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment