Kamis, 07 April 2016
Yohanes Baptista
de la Salle
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 5:27-33;
Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36. BcO Kis. 7:1-16
Yohanes
3:31-36:
31 Siapa yang
datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi,
termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari
sorga adalah di atas semuanya. 32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang
dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima
kesaksian-Nya itu. 33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa
Allah adalah benar. 34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan
firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. 35 Bapa
mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. 36 Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat
kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di
atasnya."
Renungan:
Saya terpaku pada
ayat ini, "Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah
adalah benar" (Yoh 3:33). Gambaran saya lalu tertuju pada kalimat
orang-orang ketika mengingat-ingat kotbah Rama di Gereja. Dari mulut mereka,
mereka mengakui kebenaran yang diwartakan para imam tersebut.
Memang bagi mereka
yang percaya akan mudah mengakui perkataan seseorang. Sebaliknya bila sudah
tidak percaya maka kata sebaik apapun sulit untuk diakui. Kadang-kadang orang
pun gampang mengakui perkataan orang besar daripada perkataan orang kecil. Dan
yang mengherankan walau orang besar itu salah mereka tetap mengikutinya.
Sebaliknya walau perkataan orang kecil itu benar mereka tidak gampang untuk
mengakui, bahkan seringkali diawali dengan rasa curiga.
Yesus berangkat
dari keluarga sederhana Maria. Walau sebenarnya Ia dari Allah sendiri, namun
orang tetap mengenalNya sebagai anak keturunan Yusuf dan Maria. Maka sering
orang tidak menerima dan mengakui perkataanNya. Mereka yang tidak mengakui
kehilangan kesempatan mengerti kehendak Allah.
Maka rasanya kita
perlu belajar untuk menerima dan mengerti perkataan baik entah dari siapa pun
munculnya.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Bayangkan hadir di hadapanmu orang yang sederhana sedang menyampaikan kebijakan
hidup yang sangat bernilai.
Refleksi:
Bagaimana caranya
menghormati dan menerima perkataan mereka yang sederhana?
Doa:
Bapa, semoga aku
tidak mengabaikan sabda-sabdaMu yang disampaikan putera-puterimu. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menghargai isi warta baik dari siapa pun. -nasp-
0 comments:
Post a Comment