Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 26, 2016

Panitia Paskah Purbowardayan 2016


Rombongan Paroki Purbowardayan, yang diinformasikan pada jam 09.00 tanggal 24 April 2016 sudah berangkat dari Sala, pada jam 09.30 sudah datang. Rombongan dengan peserta lebih dari 70 orang ini menggunakan 2 bus dan 2 mobil. Pada umumnya para peserta kunjungan di Domus Pacis ini mengenakan baju seragam. Ternyata mereka datang dari Wilayah Jagalan yang untuk tahun 2016 menjadi Panitia Paskah Paroki. Karena banyaknya peserta, mereka disambut di Ruang Barnabas, tempat pertemuan besar di utara bangunan induk Domus Pacis. Rm. Sunu, yang berkarya di Purbowardayan, ikut menyertai. Beberapa orang menggotong dos-dos dan 6 orang mengusung 6 karung beras. Begitu datang beberapa orang bertanya dimana tempat kencing dan mereka kemudian dipandu untuk masuk di bangunan induk. Mas Handoko, Mbak Sri dan Bu Rini bersama beberapa karyawan Domus melayani minum dan santap snak. Para rama Domus yang menyambut adalah Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang.

Ketika jarum jam hampir menunjuk angka 10.00, Rm. Yadi tampil membuka acara. Beliau berceritera tentang perkembangan Komunitas Rama Domus Pacis terutama mulai dengan terjadinya kebersamaan yang secara praktis operasional sejak Hari Harya Idul Fitri 2011 pada bulan Agustus. Relasi dengan jaringan-jaringan kaum awam menjadi hal yang dipandang menghadirkan perkembangan yang sungguh bermakna. Rm. Bambang, yang diminta meneruskan oleh Rm.Yadi, membuka munculnya pertanyaan atau tanggapan dari para tamu. Pertanyaan yang ada di jadikan landasan olahan iman dengan terang Injil Minggu ini, yaitu Yoh 33a.34-35. Maka secara praktis para tamu masuk dalam Perayaan Ekaris bagian Sabda. Dengan Injil ini sejarah Domus Pacis menjadi derap perjuangan kasih antar anggota komunitasnya sehingga segala derita justru menjadi tonggak pemuliaan. Sesudah syahadat ada doa umat secara spontan dan kemudian diteruskan Liturgi Ekaristi. Sesudah misa koordinator para tamu memberikan kata-kata penutup. Kunjungan ini diakhiri dengan santap siang. Satu hal yang perlu dicatat peristiwa kunjungan ini bukanlah yang pertama kali untuk umat Paroki Purbowardayan, Sala. Domus Pacis sudah mengalami beberapa kali kelompok kunjungan, karena beberapa orang yang pernah berkunjung mengajak kelompok jemaat lain juga melakukan kunjungan.

0 comments:

Post a Comment