Kamis, 14 April 2016
Hari Biasa Pekan
III Paskah
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis. 8:26-40;
Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51. BcO Kis. 10:1-33
Yohanes
6:44-51:
44 Tidak ada
seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam
kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang,
yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal
itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang
datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti
hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah
mati. 50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia
tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau
seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang
Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Renungan:
Ada seorang anak
suka menipu. Sekalipun ketahuan menipu dia tidak pernah mengakui. Tindakan itu
ia lakukan berulangkali. Satu tipuan diikuti oleh tipuan yang lain kala ia
tertangkap dan ditanyai. Selidik punya selidik kenapa dia begitu karena tipuan
itulah yang selalu menyelamatkan mukanya dari tamparan ayahnya.
Setiap kali
terlambat pulang sekolah anak itu selalu mendapat tamparan ayahnya karena ia
menjawab bermain dengan teman-teman. Karena selalu begitu maka kala terlambat
ia menjawab abis belajar kelompok. Dengar jawaban itu tidak ada lagi tamparan
di pipinya. Makin hari ia makin menipu ketidak percayaan ayahnya. Hidupnya
menjadi biasa menipu agar tidak mendapatkan hukuman.
Orang yang tidak
percayaan menenggelamkan dirinya sendiri dalam aneka tipuan dan membentuk orang
lain menjadi penipu. Sebaliknya orang yang percaya, "Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal" (Yoh
6:47).
Kontemplasi:
Pejamkan
bagaimana kekuatan kepercayaanmu dalam hidup keluarga dan komunitas. Setiap
hari anda menguatkan tingkat kepercayaan tersebut.
Refleksi:
Bagaimana hidup
dalam kepercayaan?
Doa:
Tuhan aku percaya
kepadaMu. Semoga aku pun mampu mengalirkan kepercayaan itu dalam hidup
harianku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menghidupi diriku dengan kepercayaan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment