Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, November 15, 2013

AJAR TAK JADI PENCURI DAN PERAMPOK


Peristiwanya dari sekitar meja makan. Domus Pacis dari September-Desember 2013 melakukan uji coba pemenuhan kebutuhan makan seharI-hari dengan topangan para relawati-relawan masak. Umat rela masak ini menjadi salah satu kelompok dalam Paguyuban Santo Barnabas, yaitu Kelompok Rela Masak. Para warga Katolik dari beberapa paroki merelakan diri membelanjakan dan memasakkan jatah makan untuk para penghuni Domus Pacis. Mereka berada di dalam koordinasi 8 orang ibu: Bu Ninik (dari Jalan Gejayan), Bu Rini (dari Sleman), Bu Tatik (dari Ambarrukmo), Bu Wulan (dari Puren), Bu Ratmi (dari Pringwulung), Bu Vera (dari Puri Gejayan), dan Bu Mumun (dari Pringwulung). Rama Bambang menjadi koordinator umum yang bertugas mengingatkan anggota yang pada hari berikut mendapatkan giliran dan mengurus bila terjadi keadaan darurat karena berhalangannya yang sanggup masak.

Dengan kegiatan penyediaan masakan itu ternyata ada hal yang amat bernilai bagi para rama Domus Pacis. Para rama dapat belajar sedikit memahami lika-liku kehidupan umat. Memang, pembelajaran ini terjadi berdasarkan beberapa peristiwa yang tidak sesuai dengan rencana penjadualan. Yang secara langsung tahu memang Rama Bambang. Tetapi Rama Bambang selalu berceritera kepada rama-rama lain di meja makan. Dari sinilah para rama dapat sedikit dan walau terbatas ikut masuk di teras kehidupan para anggota Kelompok Rela Masak. Bila muncul masalah, para rama belajar tidak mempersoalkan tetapi justru belajar lagi mencoba memahami keadaan umat. Beberapa peristiwa dapat diceriterakan sebagai ajang pembelajaran para rama:
  • Gantian jadual. Beberapa kali terjadi pergantian giliran hari dan jam penyediaan masakan di antara anggota rela masak. Bagi para rama yang sungguh indah adalah kebiasaan yang minta gantian memberikan informasi ke Rama Bambang. Dari sini para rama dapat tahu macam-macam kesibukan dan kepentingan warga.
  • Keliru pastoran. Terjadi pula hingga melebihi jam yang ditentukan masakan belum datang. Padahal ketika dikontak yang mendapat giliran mengatakan sudah diantar dan diterima oleh pekerja. Ternyata tempat yang mendapatkan kiriman adalah Pastoran Paroki Pringwulung. Tentu saja Rama Bambang mengkontak Rama Paroki dan meminta untuk mengirimkan jatah Domus. Di sini ada pembelajaran bahwa lokasi Domus Pacis pun harus juga disosialisasikan dan tidak menganggap sudah terkenal.
  • Ganti orang. Warga yang tadinya menyediakan diri jadi anggota rela masak ternyata mempunyai halangan tetap. Ada yang berhalangan karena suaminya menderita sakit yang harus ditunggu khusus dan ada pula yang kini menderita sakit permanen. Informasi seperti ini tentu menjadi kabar tentang kondisi warga, sehingga para rama pun belajar memahami keadaan umat.
  • Relawan pengantar. Dari yang merelakan menyediakan masakan ada yang tidak dapat mengantarkan ke Domus Pacis. Ternyata ada koordinator yang, di samping juga menjadi anggota penyedia masakan, bersedia mengantarkan sampai Domus. Sebagai penyedia masakan saja sudah merupakan kemurahan hati. Tambahan rela mengantar ini pasti menjadi pembelajaran para rama yang mendorong untuk tidak hanya melayani lebih dari seharusnya.
  • Penyediaan darurat. Pada suatu ketika Rama Bambang mendapat telepon dari salah satu Rumah Makan yang bertanya tentang lokasi Domus Pacis. Penelpon juga menyebutkan bahwa pesanan atas nama Rama Bambang segera diantar. Ternyata salah satu anggota, yang sedang amat disibukkan dengan pekerjaan dinasnya, memesan menu di rumah makan diatas namakan rama Bambang dan minta diantar ke Domus Pacis. Padahal harga pesanan 240% dari uang jatah dari Domus. Tentu saja hal ini juga menyentuh semangat korban yang harus makin besar bagi para rama.
  • Info menu. Kerap terjadi muncul pertanyaan ke Rama Bambang entah "Rama ingin makan apa?" atau "Rama suka .... (menyebut menu yang disediakan) tidak?" Biasanya Rama Bambang menjawab "Ikutan aja". Dari sini para rama diingatkan pentingnya berkomunikasi tetapi juga pentingnya menerima yang dari umat sesuai yang disajikan. Untuk hal-hal yang penting dihindari oleh para rama Domus, para anggota sudah mempunyai catatan.
  • Ikut mengurus. Ini berkaitan dengan kesulitan tetap untuk mengantar masakan sampai Domus. Rama Bambang minta agar tanggungjawab penyediaan masakan dikembalikan saja ke Domus untuk diurus sendiri. Pada waktu itu ada 6 kali masakan yang harus diurus sendiri dan Rama Bambang menerima uang 2 kali lebih besar dari jatah yang diserahkan oleh Domus Pacis. Rama Bambang kemudian berhubungan dengan yang dapat memasakkan. Dari sini para rama Domus mendapatkan pemahaman adanya tombokan (tambahan beaya) dari para anggota rela masak, dan juga tambahan relasi penyedia masakan yang dapat dihubungi dengan mudah.
Demikianlah dengan Paguyuban Santo Barnabas Kelompok Rela Masak para rama Domus memperoleh pelajaran pastoral. Bukankah sebagai gembala (pastor) harus memahami umat sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 10:1-2:  "Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba." Para rama Domus ingin tetap jadi gembala atau pastor. Para rama Domus dengan belajar memahami situasi dan kondisi umat berharap agar tak jadi pencuri atau perampok.

0 comments:

Post a Comment