Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 4, 2013

BERTUMBUH MELALUI KECEMASAN (Sajian 10)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Musuh Keintiman

Ketakutan adalah musuh besar dari keintiman. Rasa takut membuat kita lari saling menjauhi atau berpagut satu sama lain tetapi tidak menciptakan suatu keintiman terjadi. Ketika Yesus ditawan di Taman Getsemani, para murid dipenuhi dengan ketakutan dan mereka semua "meninggalkan Dia dan melarikan diri" (Matius 26:56). Dan sesudah Yesus disalibkan mereka bersembunyi bersama di dalam ruang yang terkunci "karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi" (Yohanes 20:19). Rasa takut membuat kita saling menjauhi sampai "jarak yang aman", atau saling mendekat sampai "kedekatan yang aman", tetapi ketakutan tidak menciptakan ruang apapun di mana keintiman sejati bisa mewujud. Ketakutan tidak menciptakan suatu rumah. Rasa takut memaksa kita hidup sendiri atau dalam rumah aman yang melindungi tetapi tidak dapat membangun rumah yang intim. Ketakutan seperti menciptakan jarak yang terlalu jauh atau kedekatan yang terlalu rapat. Kedua-duanya mencegah terbangunnya keintiman.

Pengalamanku sendiri dengan orang-orang yang aku takuti memberikan banyak contoh. Seringkali aku menghindari mereka: aku ke luar rumah, pindah ke suatu sudut di mana aku tak akan dikenali, atau mengungkapkan diriku dengan kalimat-kalimat yang datar dan tak mengikat. Kadangkala aku menciptakan kedekatan semu dengan mereka. Aku berbincang terlalu lama dengan mereka, tertawa terbahak-bahak atas lelucon mereka, atau terlalu cepat menyetujui pendapat mereka. Apakah aku menciptakan jarak yang terlalu jauh atau terlalu dekat, aku selalu merasa kurangnya kemerdekaan batin dan kebencian terhadap kekuasaan yang mereka punyai terhadapku ....

Tetapi baik melalui kejauhan atau kedekatan, ketakutan menghalangi kita untuk membentuk suatu komunitas yang intim di dalam mana kita dapat bertumbuh bersama, setiap orang dengan caranya sendiri. Ketika ketakutan memisahkan atau mempersatukan kita, kita tak lagi dapat mengakukan kesalahan kita kepada satu sama lain, juga keterpecahan kita dan luka-luka kita. Lalu bagaimana kita dapat saling mengampuni dan masuk ke dalam rekonsiliasi? Kejauhan menyebabkan kita mengacuhkan orang lain yang tidak punya arti dalam kehidupan kita, dan kedekatan memberikan alasan bagi kita untuk tidak pernah menyatakan atau mengakui perasaan-perasaan keterlukaan kita.
dari In the House of the Lord

0 comments:

Post a Comment