Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, November 14, 2013

Sabda Hidup


Jumat, 15 November 2013
Albertus Agung, Magdalena Morano
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Keb. 13:1-9; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 17:26-37

Lukas 17:26-37
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
17:31 Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.
17:32 Ingatlah akan isteri Lot!
17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
17:34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
17:35 Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
17:36 [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
17:37 Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."


Renungan
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih. Ia bebas memilih jalan hidupnya, memilih pasangan, memilih sekolah dan jurusan, bahkan bisa memilih mau bersetia pada Tuhan ataupun menolakNya. Setiap pilihan selalu mengandung konsekuensi melepaskan yang tidak terpilih.
Kalau seorang manusia memiliki kemampuan memilih, pastinya demikian juga Tuhan. Ia berhak memilih siapa yang akan dibawa atau ditinggal. Lalu bagaimana dengan sabda Yesus yang mengatakan bahwa Ia tidak ingin satu anakNya pun tertinggal, apa Tuhan mengingkari janjiNya? Rasaku kok tidak. Sepanjang hidup manusia Tuhan telah memberi kesempatan yang sangat cukup supaya mereka kembali kepadaNya. Ada aneka sabda, peristiwa, tanda bahkan peringatan agar mereka bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Namun tidak semua berkenan, sehingga hanya mereka yang berkenan yang diambil oleh Tuhan. Kenyataan seperti ini tentunya tidak menggembirakan Tuhan, namun itulah konsekuensi dari suatu pilihan.

Kontemplasi
Masuklah ke ruang doa di rumahmu. Duduklah dengan tenang. Hadirkan pilihan-pilihan dalam hidupmu dan bagaimana dirimu menekuni pilihan tsb dan ketika menghadapi konsekuensinya.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu membuat, menekuni dan menanggung konsekuensi suatu pilihan.

Doa
Tuhan semoga aku tetap teguh dalam pilihan yang selaras dengan kehendakMu walau harus menghadapi konsekuensi2 yang tidak mudah. Amin.

Perutusan
Aku akan membuat, menekuni dan menanggung konsekuensi suatu pilihan dengan tekun.

0 comments:

Post a Comment