Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 19, 2013

PRIPUN YEN IJOLAN MAWON?


Kemarin pagi, Selasa 19 November 2013, di meja makan Rama Harto berkata kepada Rama Bambang "Nek tumbas kursi rodha niku regine pinten?" (Kalau beli kursi roda, berapakah harganya?). "Sing sae jarene teng sekitar Code, kulon STKAT. Kira-kira telung yutonan. Nek teng Klitren mung pitung atus seketan ewu utawa sakyuta, ning kualitase mung sedherhana" (Katanya yang bagus dapat dibeli di wilayah Code, sebelah barat Sekolah Tinggi Kateketik. Kira-kira seharga Rp. 3.000.000an. Kalau di wilayah Klitren sekitar Rp. 750.000-Rp.1.000.000, tetapi hanya sederhana) Rama Bambang memberikan informasi. "Nek kados niku?" (Kalau seperti itu) tanya Rama Harto sambil menunjuk yang dipakai oleh Rama Bambang yang langsung menjawab "Wah, niki sing saking Klitren. Riyin pitungatus seket ewu. Sakniki nek mundhak paling dadi sakyuta. Ajeng tumbas napa?" (Wah, ini yang dari Klitren. Dulu masih Rp. 750.000. Bila naik paling jadi Rp. 1.000.000. Apakah rama akan membeli?). Rama Harto menjawab "Gadhahan kula teng suku sesak" (Milik saya terasa sempit untuk kedua kaki saya). "Lha nggih gantos sing teng gudhang sing riyin mang agem" (Ganti yang di gudang yang dulu rama pakai). "Nika mboten enten rime. Kula nyuwun tulung mang tumbaske sing kados nggen njenengan" (Itu remnya rusak. Saya minta tolong dibelikan seperti yang rama miliki).

Ketika makan siang Rama Harto memakai kursi roda yang berada di gudang didorong Mbak Tari. "Rama Harto ajeng tumbas kursi rodha anyar kados thek kula. Sing kados nggen njenengan jarene sesak" (Rama Harto akan beli kursi roda seperti yang saya pakai. Yang seperti rama punya, katanya kesempitan) kata Rama Bambang kepada Rama Yadi, yang kursi rodanya sejajar yang dimiliki Rama Harto, yang juga didengar oleh Rama Tri Wahyono. Rama Yadi menyahut sambil tersenyum "Awake tambah lemu napa?" (Apakah badan tambah gemuk?). Rama Bambang menjawab "Mbokmenawi margi kondisinipun saya rada angel jumeneng, teng suku lajeng kraos mboten omber" (Barangkali karena kondisi tubuh sudah kesulitan untuk berdiri, maka untuk kedua kaki menjadi tidak leluasa). Rama Harto ikut mendengar dan tidak memberi reaksi. Tiba-tiba Rama Bambang berkata kepada Rama Harto "Pripun yen ijolan mawon? Njenengan ngangge thek kula lan kula ngangge sing mang agem" (Bagaimana kalau kita bertukar kursi roda? Anda memakai milik saya dan saya memakai milik rama). "Nggih" (Ya) jawab Rama Harto dengan wajah ceria tertawa tak bersuara tanda menanggapi tawaran Rama Bambang dengan gembira. Maka pada makan malam Rama Bambang sudah memakai kursi roda Rama Harto yang memang pas sekali dengan badannya. Tetapi untuk Rama Bambang yang biasa menjalankan kursi roda sendiri, yang dipakai sekarang terasa ringan. Dan pikir Rama Bambang "Piye-piyea apik iki" (Bagaimanapun lebih baik ini). Dan memang dari segi harga, yang kini dipakai memang berlipat dua. Maka Rama Bambang pun merasa diuntungkan lewat tawarannya kepada Rama Harto "Pripun yen ijolan mawon?" (Bagaimana kalau saling bertukar saja?).

0 comments:

Post a Comment