Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 23, 2013

MIRAH KOK


"Rama, lelene diregani pinten?" (Rama, ikan lelenya dihargai berapa?) tanya Mas Santosa, pramurukti, kepada Rama Bambang. "Setunggal sewu kawan atus" (Rp. 1.400 satu ekor) Rama Bambang menjawab. Mas Santosa meneruskan "Jam sewelas sing ajeng tumbas dhateng" (Yang akan membeli akan datang jam 11). Ini percakapan hari ini, Sabtu 23 November 2013, sekitar jam 10.30. Dan memang benar pada jam 11.30an Mbak Tatik dari Ambarrukmo sudah menemui Rama Bambang untuk menyerahkan uang sesudah dilayani oleh Mas Heru menangkap ikan-ikan lele. Sambil menyerahkan uang Mbak Tatik berkata "Lelene tesih kathah nggih, rama?" (Ikan lelenya masih banyak ya, rama) yang disahut oleh Rama Bambang "Rong kothak kolam liyane tesih kathah" (Bersama dengan dua kothak kolam lainnya, masih banyak). "Pripun nek kula padoske bakul?" (Bagaimana kalau saya panggilkan pedagang) Mbak Tatik bertanya yang langsung dijawab Rama Bambang "Mangke kula taken riyin, mergi pun enten sing ajeng marani. Le numbas ngilonan lan saget langkung inggil" (Nanti saya tanya dahulu, karena sudah ada orang yang akan datang. Pembeliannya akan dengan ukuran kilo gram dan katanya dapat lebih tinggi harganya). "Leres, rama. Niki mirah kok" (Benar, rama. Ini murah kok) Mbak Tatik menjelaskan.

Ternyata ikan lele Domus Pacis diminati oleh banyak orang yang mendengar. Pada Kamis malam, 21 November 2013, ada yang sudah menelpon salah satu tamu Domus. Seperti Mbak Tatik penelpon adalah seorang pengusaha catering. Dia minta dikirim dan Rama Agoeng berkata kepada Rama Bambang "Kula sesuk teng Semarang mruput. Njenengan saget ngeterke teng Pakem benjing enjing jam 7?" (Saya besuk pagi akan ke Semarang. Apa Anda dapat mengantar ke Pakem besuk pagi jam 7?).  Rama Bambang berseru "Siap!" yang disambut tertawa beberapa orang tamu. Tetapi malam itu juga Rama Bambang membatalkan pengiriman yang direncanakan esuk harinya. Ini terjadi karena si tamu memberi tahu Rama Bambang bahwa yang memesan minta agar ikan lelenya dibetheti (dibersihkan kotorannya) lebih dahulu. "Wah, wegah. Batal wae. Mis murah kok njaluk dibetheti dhisik" (Wah, tidak usah. Dibatalkan saja. Sudah murah masih minta dibersihkan kotorannya lebih dahulu) kata Rama Bambang. Si tamu berkata bahwa si pemesan juga berkata "Mirah kok" (Itu murah), tetapi besok tidak memiliki waktu untuk membersihkan lebih dahulu. Si tamu bahkan berjanji akan membawa penjual ikan lele untuk datang memborong. Di pasar katanya Rp. 19.000,00 per kilo gram, sementara Mbak Tatik tadi memberi informasi bahwa di tempatnya Rp. 20.000,00 per kilo. Padahal per kilo dapat hanya berisi 8-10 ekor ikan lele. Ketika kisah ini ditulis, ada yang menelpon "Rama, besok Senin dapat dikirim lele 200 ekor?". Tentu saja Rama Bambang hanya menjawab "Okeeeeee" dengan hati berbinar-binar karena ingat kata-kata Rama Kardinal Darmaatmadja yang pernah didengarnya bahwa iman yang mendalam itu terjadi kalau dapat Ora et Labora (Berdoa dan Bekerja).

0 comments:

Post a Comment