Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 16, 2013

MEMELUK KESEPIAN (Sajian 11)


Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa. 

Keutamaan Keramah-tamahan

Menjadikan luka-luka sendiri sebagai sumber kesembuhan ... tidak menuntut keberbagian kesakitan pribadi yang ada di permukaan, tetapi suatu kemauan untuk terus menerus memandang kesakitan diri dan penderitaan itu tumbuh dari kedalaman kondisi manusiawi yang dialami bersama oleh semua orang. ...

Bagaimana penyembuhan terjadi? Banyak kata-kata seperti merawat dam bela rasa, memahami dan pengampunan, persaudaraan dan komunitas, telah dipakai untuk penyembuhan seorang imam Kristen. Aku suka menggunakan kata keramah-tamahan, tidak hanya karena kata itu mempunyai akar yang dalam di dalam tradisi Yudeo-Kristiani, tetapi juga dan terutama karena kata itu memberi wawasan berlebih kepada sifat tanggapan terhadap kondisi kesepian manusia. Keramah-tamahan adalah keutamaan yang memungkinkan kita menerobos kesempitan ketakutan kita sendiri dan membuka rumah-rumah kita bagi orang asing, dengan intuisi bahwa penebusan datang kepada kita dalam bentuk seorang penggembara yang lelah. Keramah-tamahan membuat murid-murid yang cemas menjadi saksi-saksi yang kuat, membuat pemilik-pemilik yang curiga menjadi pemberi-pemberi yang murah hati, dan membuat orang-orang sektarian yang berpikiran tertutup menjadi penerima ide-ide dan wawasan-wawasan baru. ...

... Penarikan diri manusia sangat menyakitkan dan merupakan proses kesepian karena hal itu memaksa kita untuk menghadapi secara langsung kondisi kita sendiri dalam seluruh keindahannya sekaligus dengan kepedihannya. Manakala kita tidak takut masuk ke dalam pusat diri kita sendiri dan berkonsentrasi pada getaran-getaran jiwa kita, kita akan menemukan bahwa hidup berarti dicintai. Pengalaman ini mengatakan bahwa kita hanya bisa mencintai karena kita dilahirkan dari cinta, bahwa kita hanya bisa memberi  karena hidup kita adalah suatu karunia dan bahwa kita hanya bisa memerdekakan orang lain karena kita dibebaskan oleh Dia yang hati-Nya lebih besar daripada hati kita. Manakalah kita telah menemukan tempat-tempat melabuhkan jangkar bagi hidup kita di dalam pusat diri kita, kita akan bisa merdeka mengundang orang lain masuk ke dalam ruang-ruang yang diciptakan bagi mereka serta membiarkan mereka menarikan tarian mereka sendiri, menyanyikan lagu mereka sendiri, dan berbicara dalam bahasa mereka sendiri tanpa rasa takut. Kalau begitu kehadiran kita tidak lagi mengancam dan menuntut tetapi mengundang dan memerdekakan.

Imam yang sudah berdamai dengan kesepiannya sendiri dan merasa di rumah dalam rumahnya sendiri adalah tuan rumah yang menawarkan keramah-tamahan kepada tamu-tamunya. Ia memberikan kepada mereka ruang yang bersahabat di mana mereka dapat merasa bebas untuk datang dan pergi, dalam kedekatan maupun berjarak, beristirahat maupun bermain, berbicara dan tinggal diam, makan dan berpuasa. Benarlah, paradoksnya adalah bahwa keramah-tamahan menuntut penciptaan ruang kosong di mana si tamu dapat menemukan jiwanya sendiri.

Mengapa penyembuhan ini menjadi pelayanan? Inilah suatu penyembuhan karena ia menghapus ilusi semu bahwa kepenuhan dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Ini suatu penyembuhan karena ia tidak mengambil kesepian dan kesakitan orang lain, tetapi mengundang orang itu untuk mengakui kesepiannya pada tahap di mana hal itu dapat dibagikan. Banyak orang dalam hidup ini menderita karena dalam kecemasan mereka mencari seorang laki-laki atau perempuan, peristiwa atau perjumpaan, yang akan mengambil kesepian mereka. Tetapi jikalau mereka memasuki sebuah rumah yang memiliki keramah-tamahan sejati, dengan cepat mereka akan melihat bahwa luka-luka mereka sendiri harus dipahami, bukan sebagai sumber keputus-asaan dan kepahitan, tetapi sebagai tanda-tanda bahwa mereka harus melanjutkan perjalanan dalam kepatuhan akan suara-suara dari luka-luka mereka sendiri yang memanggil-manggil. ....

Seorang imam bukanlah seorang dokter yang tugas utamanya adalah menghilangkan kesakitan. Sebaliknya, ia memperdalam kesakitan itu sampai ke tahapan di mana hal itu dapat dibagikan.
dari The Wounded Healer

0 comments:

Post a Comment