Hari Ketiga Pekan Doa Sedunia
Rabu, 20 Januari 2016
Markus 3:1-6
3:1.
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati
sebelah tangannya.
3:2
Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari
Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
3:3
Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah
di tengah!"
3:4
Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari
Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh
orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5
Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang
sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah
tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
3:6
Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang
Herodian untuk membunuh Dia.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, orang dapat menjadi susah kalau mengalami penderitaan. Penyakit dan kegagalan penyembuhannya sungguh dapat menciptakan kesusahan.
- Tampaknya, orang dapat berdukacita karena menghadapi musibah. Kematian sungguh dapat menjadi puncak dukacita.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa separah apapun kondisi fisik dan sebesar apapun musibah dihadapi, bagi yang biasa bergaul dengan kedalaman batin hal itu tak akan menghalangi rasa ceria karena kesusahan dan duka cita sesungguhnya datang apabila orang terlalu dikuasai oleh kebiasaan dan atau tradisi yang membuatnya tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan situasi hidup dan budaya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati nilai-nilai baik dari masa ke masa dengan bentuk yang sesuai dengan perkembangan masa kini.
Ah, dalam hal
agama perkembangan situasi apapun tak boleh mengutak-atik tradisinya.
0 comments:
Post a Comment