Rabu, 20 Januari 2016
Fabianus,
Sebastianus
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Sam.
17:32-33,37,40-51; Mzm. 144:1,2,9-10; Mrk. 3:1-6. BcO Kej. 14:1-24
Markus
3:1-6:
1 Kemudian Yesus
masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 2 Mereka
mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat,
supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3 Kata Yesus kepada orang yang mati
sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" 4 Kemudian
kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh
orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 5 Ia berdukacita karena kedegilan
mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia
berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia
mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 6 Lalu keluarlah orang-orang
Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Renungan:
Pilihan yang
diberikan Yesus sebenarnya gampang untuk dijawab. "Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membunuh orang?" (Mrk 3:4). Namun orang-orang tidak mau
menjawab. Mereka diam saja. Satu hal yang membuat mereka diam yaitu karena
mereka tidak mau masuk dalam jebakannya sendiri. Kalau mereka menjawab
menyelamatkan orang maka mereka akan melanggar hari Sabat. Kalau menjawab
membunuh, maka mereka akan dianggap tidak mempunyai perikemanusiaan.
Ketika seseorang
mempunyai niat buruk pada orang lain maka mereka akan kesulitan menjawab hal
yang mudah. Jawaban yang benar dan sesuai hati nuraninya pun akan dihindari.
Dalam kondisi seperti itu orang akan cenderung diam. Mereka tidak mau masuk
dalam perangkapnya sendiri.
Kiranya kita pun
bisa belajar. Kita tidak perlu membuat jebakan-jebakan kepada orang lain. Bila
kita membuat jebakan-jebakan, maka ada kemungkinan kita sendiri yang akan
masuk dalam perangkap jebakan tersebut. Hidup ini akan sederhana bila kita
berani melepaskan diri dari usaha menjebak sesama.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Mrk. 3:1-6. Jawablah pertanyaan Yesus sesuai dengan hati nuranimu.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu ketika mengalami mati kutu oleh jebakanmu sendiri.
Doa:
Bapa semoga aku
sungguh wajar dalam hidup ini. Semoga aku terbebas dari jebakan dan keinginan
menjebak. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjawab
dengan jujur hal-hal yang menyangkut kehidupan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment