Rabu, 27 Januari 2016
St. Angela Merici
warna liturgi
Hijau
Bacaan
2Sam. 7:4-17;
Mzm. 89:4-5,27-28,29-30; Mrk. 4:1-20. BcO Kej. 22:1-19
Markus
4:1-20:
1 Pada suatu kali
Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang
sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang
sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat,
di tepi danau itu. 2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada
mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 3 "Dengarlah!
Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai
habis. 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6 Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7 Sebagian
lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 8 Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga
puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali
lipat." 9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!" 10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan
kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 11 Jawab-Nya:
"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 12 supaya:
Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak
mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 13 Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau
demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 14 Penabur
itu menaburkan firman. 15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu
ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan
mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 16 Demikian juga yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman
itu dan segera menerimanya dengan gembira, 17 tetapi mereka tidak berakar dan
tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan
karena firman itu, mereka segera murtad. 18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan
di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 19 lalu kekuatiran
dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 20 Dan akhirnya yang ditaburkan
di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu
berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan
ada yang seratus kali lipat."
Renungan:
Membaca bacaan
Injil hari ini bayanganku melayang pada beragamnya situasi hidup manusia. Ada
yang kaya, sedang dan miskin. Ada yang mempunyai banyak pekerjaan, dan ada pula
yang tidak bekerja. Ada yang selalu gembira tapi ada pula yang selalu murung.
Aneka ragam kondisi hidup manusia ini terjawab dengan bacaan hari ini.
Sebenarnya semua
manusia diciptakan dengan sungguh amat baik adanya. Ia bagaikan benih baik yang
ditaburkan sang penabur. Namun ternyata benih baik itu tidak semuanya bertumbuh
dengan baik. Lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar bagi
pertumbuhannya. Ia akan bertumbuh baik kala jatuh di tanah yang baik dan dengan
perawatan yang baik. Dan tentunya dari dirinya sendiri yang mau bertumbuh
dengan baik.
Kiranya kita pun
akan bertumbuh dengan baik kala kita menemukan lingkungan yang tepat bagi
pertumbuhan kita. Masing-masing orang membutuhkan lingkungan pertumbuhan yang berbeda.
Seorang anak yang tidak bagus di dunia pendidikan formal ternyata bisa bertumbuh
baik di lingkungan perdagangan. Seorang yang cerdas di dunia pendidikan
ternyata tidak cocok menjadi pengusaha, tapi berkembang dengan pesat di
lingkungan penelitian. Marilah kita temukan ladang tumbuh benih kehidupan kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
seperti benih. Ditaburkan. Lihatlah di mana benihmu itu tumbuh dengan baik.
Refleksi:
Apa yang
memungkinkan benih baikmu bertumbuh dengan baik?
Doa:
Tuhan Engkau
menciptakan aku sungguh amat baik. Semoga aku menemukan ladang yang menumbuhkan
dengan baik benihmu yang sungguh amat baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menemukan ladang yang bisa menumbuhkan benih hidupku yang baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment