Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 26, 2016

Sabda Hidup



Rabu, 27 Januari 2016
St. Angela Merici
warna liturgi Hijau 
Bacaan
2Sam. 7:4-17; Mzm. 89:4-5,27-28,29-30; Mrk. 4:1-20. BcO Kej. 22:1-19

Markus 4:1-20:   
1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." 9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 14 Penabur itu menaburkan firman. 15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."

Renungan:
Membaca bacaan Injil hari ini bayanganku melayang pada beragamnya situasi hidup manusia. Ada yang kaya, sedang dan miskin. Ada yang mempunyai banyak pekerjaan, dan ada pula yang tidak bekerja. Ada yang selalu gembira tapi ada pula yang selalu murung. Aneka ragam kondisi hidup manusia ini terjawab dengan bacaan hari ini.
Sebenarnya semua manusia diciptakan dengan sungguh amat baik adanya. Ia bagaikan benih baik yang ditaburkan sang penabur. Namun ternyata benih baik itu tidak semuanya bertumbuh dengan baik. Lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar bagi pertumbuhannya. Ia akan bertumbuh baik kala jatuh di tanah yang baik dan dengan perawatan yang baik. Dan tentunya dari dirinya sendiri yang mau bertumbuh dengan baik.
Kiranya kita pun akan bertumbuh dengan baik kala kita menemukan lingkungan yang tepat bagi pertumbuhan kita. Masing-masing orang membutuhkan lingkungan pertumbuhan yang berbeda. Seorang anak yang tidak bagus di dunia pendidikan formal ternyata bisa bertumbuh baik di lingkungan perdagangan. Seorang yang cerdas di dunia pendidikan ternyata tidak cocok menjadi pengusaha, tapi berkembang dengan pesat di lingkungan penelitian. Marilah kita temukan ladang tumbuh benih kehidupan kita.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu seperti benih. Ditaburkan. Lihatlah di mana benihmu itu tumbuh dengan baik.

Refleksi:
Apa yang memungkinkan benih baikmu bertumbuh dengan baik?

Doa:
Tuhan Engkau menciptakan aku sungguh amat baik. Semoga aku menemukan ladang yang menumbuhkan dengan baik benihmu yang sungguh amat baik. Amin.

Perutusan:
Aku akan menemukan ladang yang bisa menumbuhkan benih hidupku yang baik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment