Minggu, 17 Januari
2016
Hari Minggu Biasa
II
warna liturgi
Putih
Bacaan
Yes. 62:1-5; Mzm.
96:1-2a,2b-3,7-8a,9-10ac; 1Kor. 12:4-11; Yoh. 2:1-11. BcO Kej. 9:1-17
Yohanes
2:1-11:
1 Pada hari ketiga
ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; 2 Yesus dan
murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 3 Ketika mereka kekurangan
anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." 4 Kata
Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba." 5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang
dikatakan kepadamu, buatlah itu!" 6 Di situ ada enam tempayan yang
disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua
tiga buyung. 7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah
tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai
penuh. 8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah
kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya. 9 Setelah pemimpin
pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari
mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia
memanggil mempelai laki-laki, 10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang
menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah
yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang." 11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang
pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya,
dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Renungan:
Kala merayakan
ekaristi pesta perkawinan dan keluarga yang berpesta memilih bacaan ini (Yoh.
2:1-11) hati saya senang. Apalagi perkawinan yang dirayakan usianya makin tua.
Apa yang membuat saya senang?
Pasti yang
pertama karena mereka menjadi contoh hidup berkeluarga. Yang kedua adalah kisah
anggur yang disuguhkan.
Soal kisah anggur
yang dihidangkan di perkawinan ini adalah anggur yang dihidangkan kemudian,
karena mukjijat Kristus, adalah anggur yang lebih enak dari yang sebelumnya.
Anggur yang makin enak itu terwujud dalam peziarahan suatu keluarga. Semakin
tahun, keluarga yang memestakan perkawinannya semakin menyuguhkan anggur yang
lebih baik. Semakin panjang usianya semakin baiklah anggur yang dihidangkan.
Maka marilah kita hidangkan anggur yang semakin baik dengan kesetiaan hidup
keluarga kita.
Kontemplasi:
Bayangkan
perjalanan keluargamu. Ingatlah rasa yang makin enak dan indah dalam
keluargamu.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu menyuguhkan anggur yang makin baik dalam hidup keluargamu.
Doa:
Tuhan, berkatilah
keluarga-keluarga di muka bumi ini. Semoga mereka makin mampu menjadi anggur
yang baik sampai Engkau memanggilnya. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menghidangkan anggur yang semakin baik dalam keluargaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment