Usai memimpin misa ulang tahun Lingkungan Mater Dei Sudagaran, Paroki Kumetiran, pada Rabu 13 Januari 2016 malam, Rm. Bambang membuka HP. Ternyata pada jam 20.20 ada SMS dari Mbak Tari, karyawati Domus Pacis. Dia menulis "Sugeng dalu romo. Ngapunten romo Joko sak niko dibawa ke panti rapih. Dibawa ambulan. Nuwun romo" (Selamat malam, rama. Maaf, Rama Joko sekarang dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih dengan ambulance. Terima kasih." Selain itu Rm. Bambang juga melihat tulisan nama Handoko, salah satu relawan Domus. Dia menelpon saat misa berjalan di HP Rm. Bambang yang di"silent". Rm. Bambang mengirim SMS pada jam 20.46 kepadanya "Mas Handoko telpon? Maaf aku bar misa"(Apakah tadi Mas Handoko menelpon? Maaf aku baru selesai misa). Mas Handoko pun membalas "Nggih Mo. Romo Joko panas. Sesek. Gak bisa buang air kecil. Sudah saya telponkan ambulan panti rapih. Trus sekarang udah di sana dikawal rm Totok n mbak Tari" (Benar, rama. Rm. Joko menderita panas dan sesak nafas serta tidak dapat kencing. Saya sudah menelpon ambulance RS Panti Rapih. Sekarang sudah di rumah sakit dikawal oleh Rm. Totok, pastor Pringwulung, dan Mbak Tari). Sepulang dari Sudagaran Rm. Bambang dengan motor roda tiganya meluncur ke RS Panti Rapih. Di UGD Rm. Joko berbaring ditunggu oleh Rm. Toto. Ternyata Mbak Tari mengurus proses administrasi untuk mendapatkan kamar untuk opname. Rm. Joko mendapatkan kamar di Ruang Carolus 208.
Pada pagi berikutnya, Kamis 14 Januari 2016, Rm. Bambang mengantar Rm. Tri Hartono berkunjung ke Panti Rapih ditemani oleh Mbak Tari yang memang juga harus mengurus penggunaan BPJS untuk Rm. Joko. Suasana di kamar Rm. Joko memang tidak seperti di kamar Rm. Harto (yang juga opname di Panti Rapih Ruang Lukas 215). Di kamar Rm. Harto para pengunjung dapat berkelakar. Rm. Bambang dapat mengejek pasien. Kondisi Rm. Harto memang sudah seperti biasa sehingga pada sore hari itu akan pulang. Tetapi di kamar Rm. Joko semua banyak terdiam. Rm. Joko tampak amat menderita. Dada terasa nyeri. Beberapa kali mengalami muntah. Beberapa perawat keluar masuk sibuk melayani perawatan. Rekam jantung pun dilakukan. Mendengar kabar ini, Bu Rini, salah satu relawati Domus, menyediakan diri untuk menunggu. Tetapi ketika sore datang, kata Bu Rini lewat telepon, ternyata sudah ada keluarga Rm. Joko yang menunggu.
0 comments:
Post a Comment