Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, January 20, 2016

Sabda Hidup



Kamis, 21 Januari 2016
Peringatan Wajib St. Agnes
warna liturgi Merah 
Bacaan
1Sam. 18:6-9; 19:1-7; Mzm. 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13; Mrk. 3:7-12. BcO Kej. 15:1-21

Markus 3:7-12:   
7 Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, 8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. 9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. 11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." 12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Renungan:
Kala membaca bacaan hari ini saya terbayang kerumunan manusia yang mengerubuti seorang tokoh. Para artis sering dikejar-kejar wartawan. Pemimpin-pemimpin publik juga demikian. Sampai-sampai mereka harus dikawal orang-orang tertentu.
Orang banyak pun mengerubuti Yesus. Mereka berusaha untuk selalu bisa berada di dekatnya. Untuk menghindari terhimpit Yesus meminta satu perahu. Setiap orang yang disembuhkan selalu tersungkur dan mengatakan, "Engkaulah Anak Allah" (Mrk 3:11).
Dalam beberapa kesempatan Ekaristi novena di tempat pejiarahan pun sering kualami hal seperti itu. Kala prosesi atau pun kembali ke sakristi banyak umat mengerumuni. Ada yang menjabat tangan. Namun tidak sedikit pula yang sekedar memegang kasula yang dikenakan. Mereka meyakini itu sebagai berkat.
Siapa pun kita pada saat tertentu akan menjadi kerumunan banyak orang. Tantangannya adalah bahwa pada masa seperti itu bagaimana kita tidak menjadi bangga dengan diri kita. Namun kita tetap menegaskan bahwa Allahlah yang membuat mereka datang mengerumuni kita. Pancaran Allah begitu kuat pada mereka yang percaya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah satu kesempatan dirimu dikerumuni banyak orang.

Refleksi:
Tulislah pengalaman ketika dirimu menjadi pusat perhatian.

Doa:
Tuhan semoga aku tetap bisa menyadari dan mengakui bahwa Engkaulah yang telah membuat aku seperti sekarang. Semoga aku bisa memperkenalkanMu di antara mereka yang hadir di dekatku. Amin.

Perutusan:
Aku akan tetap meyakini Allahlah yang membuatku berarti. -nasp-

0 comments:

Post a Comment