Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 21, 2016

Sabda Hidup


Jumat, 22 Januari 2016
Vincentius
warna liturgi Hijau 
Bacaan
1Sam. 24:3-21; Mzm. 57:2,3-4,6,11; Mrk. 3:13-19. BcO Kej. 16:1-16

Markus 3:13-19:   
13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. 14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil 15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, 18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, 19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Renungan:
Dipilih menjadi pemimpin tentu akan memberikan kebahagiaan tersendiri. Sekalipun orang itu berkesan terpaksa tapi saya yakin di hati kecilnya dia bangga sebagai yang terpilih. Rasanya dalam hati kecilnya setiap manusia ingin menjadi pemimpin. Maka ketika mereka dipilih, hatinya pun akan bergembira.
Beberapa orang dipanggil oleh Yesus menjadi muridNya. Mereka diberi kuasa untuk menjalankan tugasnya. Mereka dipilih dari ribuan orang yang selalu mengikutiNya. Tentu ada rasa bangga dan bahagia di hati orang-orang tersebut. Namun mereka menjadi berarti kala menyambungkan diri dengan yang memilihnya. Ketika terpisah, seperti Yudas Iskariot, dirinya menjadi tidak berarti.
Siapa pun dari kita yang terpilih menjadi pemimpin pun akan berati kala menyatu dengan yang memilih. Pemimpin dalam keluarga pun menjadi berarti kala menyatu dengan anggota keluarganya. Kala ia melepaskan diri maka ia pun akan kehilangan artinya. Maka marilah kita mensyukuri keterpilihan kita dan selalu menyatu dengan yang memilih kita.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu terpilih menjadi seorang pemimpin. Hadirkan pula relasi-relasimu dengan yang memilihmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjaga relasi dengan para pemilihmu.

Doa:
Tuhan terima kasih telah menempatkanku sebagai pemimpin sesuai dengan kapasitasku. Semoga aku selalu menyatu denganMu yang telah memilihku. Amin.

Perutusan:
Aku akan bersatu dengan Tuhan sang pemilihku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment