Jumat, 08 Januari 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 5:5-13;
Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk 5:12-16. BcO Bar. 4:5-29
Lukas
5:12-16:
12 Pada suatu
kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku." 13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya,
menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. 14 Yesus melarang orang itu
memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu
persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." 15
Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak
berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari
penyakit mereka. 16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang
sunyi dan berdoa.
Renungan:
Aku
terngiang-ngiang dengan kalimat ini, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu,
dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir" (Luk 5:12-13). Saya
tertarik dengan kata "mau". Yesus mau mentahirkan si Kusta dan si
Kusta pun tahir.
"Mau"
rasanya menjadi salah satu kunci dalam hidup dan juga pelayanan. Kala kita mau
maka kita akan menemukan jalan untuk mewujudkannya.
Kepengurusan
lingkungan, prodiakon seringkali diisi oleh orang-orang yang mau. Entah awalnya
karena memang mau atau karena terpaksa, namun mereka mau mengemban tugas
tersebut. Awalnya mungkin banyak yang mengalami kesulitan. Namun kemauannya
menggerakkan dirinya untuk memampukan dirinya. Lama-kelamaan dia makin terampil
dengan tugasnya.
Rasanya tidak ada
yang tidak mungkin dikerjakan. Ketika kita mau ada banyak hal yang bisa kita
lakukan. Bahkan sesuatu yang awalnya terasa tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Tidak ada yang tidak berguna, semua berarti bagi Tuhan.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Luk 5:12-16. Coba ajukan pertanyaan si Kusta pada dirimu dan
berikan jawaban kepadanya.
Refleksi:
Apa yang
menghambat kemauanmu?
Doa:
Bapa terima kasih
telah memberi kepercayaan kepadaku. Aku mau menerima tugasMu. Tambahkanlah
kemampuanku untuk mewujudkannya. Amin.
Perutusan:
Aku mau menerima
tanggungjawab yang diberikan kepadaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment