Jumat, 29 Januari 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ibr. 10:19-25;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Mrk. 4:21-25. BcO Kej. 24:33-41,49-67
26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Renungan:
Berita beberapa hari ini banyak diisi tentang pemulangan anggota Gafatar ke wilayah Jawa. Ada ribuan orang yang telah tergabung dengan kelompok ini. Yang menarik bagi saya adalah bagaimana gerakan ini bisa merekrut sedemikian banyak orang, dari berbagai macam profesi. Orang-orang itu rela meninggalkan harta, keluarga dan profesinya dan bergabung dengan kelompok ini untuk bertani (katanya).
Kiranya ada banyak kelompok yang memiliki anggota. Anggota kelompok-kelompok itu pun ada yang sangat banyak. Para anggota begitu setia dalam kesatuan kelompoknya. Dunia kita diiisi oleh aneka macam kelompok dan komunitas. Mereka bersatu dalam suatu spiritualitas tertentu.
Rasanya Kerajaan Allah bisa menjadi spiritualitas kehidupan manusia di dunia ini. Rasa saya setiap orang merindukan kedamaian dan kesejahteraan. Kalau kelompok-kelompok di atas bisa mendapatkan pengikut yang setia, tentunya Kerajaan Allah layak untuk diikuti oleh manusia di dunia ini. Maka marilah kita taburkan benih Kerajaan Allah pada setiap pribadi di sekitar kita. Benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang menaungi umat manusia. Damai Sejahtera.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan pertumbuhan benih menjadi pohon. Orang dan binatang pun berteduh.
Refleksi:
Bagaimana agar Kerajaan Allah menjadi spiritualitas umat manusia?
Doa:
Tuhan semoga hidupku menghadirkan KerajaanMu. Dan semoga semua manusia bersatu menghadirkan kerajaanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan membawa spirit Kerajaan Allah.-nasp-
0 comments:
Post a Comment