Sabtu, 30 Januari 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
2Sam.
12:1-7a,11-17; Mzm. 51:12-13,14-15,16-17; Mrk. 4:35-41. BcO Kej. 25:7-11,19-34
Markus
4:35-41:
35 Pada hari itu,
waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita
bertolak ke seberang." 36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu
bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus
telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37 Lalu mengamuklah
taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga
perahu itu mulai penuh dengan air. 38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di
buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata
kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 39 Iapun
bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam!
Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40 Lalu
Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?" 41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat
kepada-Nya?"
Renungan:
Membaca bacaan
hari ini saya terbayang kala berada di atas perahu di tengah laut beberapa
bulan yang lalu. Kebetulan kala itu kami melewati laut yang berombak.
Berkali-kali perahu kayak dihempaskan ombak. Seorang teman mengatakan,
"Kayak naik mobil tapi bannya kotak." Saat itu saya hanya khawatir
kapal pecah. Untung kami mempunyai nahkoda, yang walaupun badannya kecil,
lincah mengatasi ombak yang mengombang-ambingkan perahu. Keyakinan pada nahkoda
ini yang membuat hati jadi tenang dan bisa menikmati gelora ombak.
Para murid pun
diterjang badai. Perahu mereka sampai terisi air laut. Mereka khawatir dengan
keadaan tersebut. Namun mereka mempunyai Yesus. Yesus pun meredakan badai.
Mereka kembali tenang.
Kadang hidup kita
pun berada dalam badai. Ketika badai itu datang maka aneka kekhawatiran pun
hadir dan mungkin menambah besarnya gelombang. Kiranya pada situasi seperti itu
kita perlu mempunyai satu pegangan hidup yang kita percayai akan membebaskan
kita dari badai. Keyakinan itu akan membuat kita tenang dan mampu melewati
badai dengan aman, bahkan bisa merasakan indahnya badai tersebut.
Kontemplasi:
Bayangkan badai
sedang melanda hidupmu. Ia mengombang-ambingkan dirimu. Temukan satu pegangan
yang membuatmu yakin melewati badai tersebut.
Refleksi:
Apa yang
kaulakukan kala badai melanda hidupmu?
Doa:
Ya Tuhan bukalah
mata hati kami untuk menemukan pegangan kala badai melanda hidupku. Semoga aku
bisa melalui badai itu dengan tenang dan aman. Amin.
Perutusan:
Aku yakin Tuhan
menyertaiku kala berada dalam badai kehidupan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment