Senin, 04 Januari
2016
Hari Biasa
warna liturgi
Putih
Bacaan
1Yoh. 3:22-4:6;
Mzm. 2:7-8,10-11; Mat. 4:12-17,23-25. BcO Yes. 54:1-17
Matius
4:12-17,23-25:
12 Tetapi waktu
Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. 13
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon
dan Naftali, 14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 15 "Tanah
Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan,
Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, 16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah
melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi
maut, telah terbit Terang." 17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" 23 Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu. 24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di
seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang
menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan
yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. 25 Maka orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari
Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.
Renungan:
Menyingkir. Kata
ini cukup kuat terasa dalam diriku ketika membaca Injil hari ini. "Tetapi
waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke
Galilea" (Mat 4:12). Yesus menyingkir. Dia menghindari penangkapan
sebagaimana dialami oleh Yohanes. Apa Yesus takut? Tidak. Yesus tidak takut. Ia
mengambil langkah itu supaya Ia bisa menyampaikan warta tentang Kerajaan Allah.
Barusan ada
seorang bapak menemui saya. Dia bercerita kalau dirinya kadang harus menyingkir
kalau menghadapi orang yang sedang memasalahkan sesuatu. Ia menyingkir karena
tidak ingin terbawa emosi.
Kadang kita pun
mesti menyingkir. Tidak semua ancaman mesti harus dihadapi secara frontal.
Ketika terbaca bahaya kala dihadapi secara frontal, menyingkir menjadi salah
satu jalan yang bisa kita ambil. Menyingkir bukan karena kita takut menghadapi
ancaman tersebut, namun karena masih ada sesuatu yang mesti kita rangkai dan
bagikan. Bila ada yang memang masih perlu kita sampaikan kepada banyak orang,
menyingkir dari ancaman bukanlah tindakan pengecut.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah
dalam Injil Mat 4:12. Ikuti Yesus. Dengarkan kata dan rasakan perbuatanNya.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu ketika menghadapi masalah.
Doa:
Bapa, bantulah
aku agar bisa menghadapi masalah dan ancaman secara tepat. Semoga dengan
pilihanku aku tetap bisa mewartakan kerajanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan memilih
tindakan secara tepat kala dihadang oleh ancaman. -nasp-
0 comments:
Post a Comment