Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 28, 2016

Dua Termin Tiga Kunjungan


Sekitar 2 minggu sebelum Minggu 20 November 2016 Rm. Bambang harus membuat keputusan untuk menata waktu kunjungan. Pada hari itu ada 3 kelompok pengunjung untuk para rama Domus Pacis. Sebenarnya para koordinator ketiga kelompok minta waktu pagi hari. Namun demikian, seandainya ketiga kelompok datang bersama, diperkirakan akan terjadi suasana terlalu padat dan dapat ruwet di dalam gedung induk Domus. Kepada kelompok Jatingaleh, Semarang, Rm. Bambang ketika dihubungan lewat telepon bertanya "Selain ke Domus Pacis, apakah ada tujuan lain yang akan didatangi?" Sang Koordinator menjawab "Kami juga akan ke Ganjuran, rama" yang kemudian ditanggapi oleh Rm. Bambang dengan usulan "Kalau begitu, bagaimana ke Ganjuran dan baru ke Domus Pacis." Usulan Rm. Bambang disetujui dan rombongan Jatingaleh akan datang sampai Domus Pacis di sore hari.

Salam dan Kebondalem

Di Minggu 20 November 2016 pada sekitar jam 09.00 Rm. Bambang mendapat SMS dari wakil kelompok rombongan Kebondalem, Semarang "Rama, kami sudah sampai Magelang." Ketika hampir jam 10.00 karyawan Domus Pacis datang di kamar Rm. Bambang dan berkata "Rama, tamune pun dhateng" (Rama, tamu sudah datang). Rm. Bambang berkata dalam hati "Wah, lalu lintase lancar banget" (Wah, perjalanan lalu lintas amat lancar). Tetapi ketika berjumpa dengan para anggota rombongan, ternyata Rm. Bambang tidak bertemu dengan orang-orang Kebondalem melainkan dengan Umat Lingkungan Semen, Paroki Salam. Rombongan Salam tampak amat senang sekali dan berebut bersalaman terutama dengan Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono dan Rm. Bambang. Ketiga rama ini memang pernah tinggal di Salam bahkan Rm. Tri Hartono berasal dari Dusun Jarakan yang termasuk wilayah Paroki Salam.

Ketika para tamu dari Salam sudah duduk di tikar dan baru sedikit omong-omong dengan Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, Rm. Tri Wahyono dan Rm. Bambang, datanglah rombongan dari Paroki Kebondalem, Semarang. Maka dua rombongan berbaur duduk bersama di atas tikar. Rombongan Kebondalem mengisi acara dengan nyanyi-nyanyi dan setelah beberapa lagu Rm. Bambang berseru "Saiki ganti Salam. Salam nyanyi Ndherek Dewi Maria" (Sekarang ganti rombongan Salam. Ayo nyanyi Ndherek Dewi Maria). Ketika lagu ini dinyanyikan dengan penuh semangat bersama rombongan Kebondalem, Rm. Tri Wahyono pun mengikuti dengan mulut berucap tanpa suara.

Karena masih harus meneruskan perjalanan lain, Kebondalem meninggalkan Domus Pacis lebih dahulu. Sedang rombongan Salam masih meneruskan omong-omong. Salam menutup kunjungan dengan snak dan makan bersama yang sudah mereka bawa.

Jatingaleh

Rombongan umat Lingkungan Jatingaleh, Semarang, datang pada sore hari. Ketika makan pagi Senin 21 November 2016 Rm. Bambang, yang pada waktu itu pergi sehingga tidak ikut menyambut, bertanya "Wingi sidane dhateng jam pinten?" (Kemarin mereka datang jam berapa). Rm. Yahi menjawab "Sonten" (Sore) yang diteruskan oleh Rm. Harto "Jam gangsal" (Jam lima). Rm. Yadi dan Rm. Tri Hartono saling menjelaskan bahwa Jatingaleh termasuk Lingkungan di bawah Paroki Karanganyar.




0 comments:

Post a Comment