Wednesday, November 16, 2016
Ikut Misa Arwah
"Mangke teng Kentungan niku jam pinten, ta?" (Di Kentungan nanti mulai jam berapa) tanya Rm. Agoeng kepada Rm. Bambang sesudah makan siang di teras depan kamar makan pada Selasa 8 November 2016. Rm. Bambang menjawab "Jam sekawan" (Jam 16.00) yang langsung disahut oleh Rm. Agoeng "Tumut napa?" (Apakah kita akan ikut?). "Nggih, kula sela, kok" (Ya, saya pas tidak punya acara). Kemudian Rm. Agoeng bertanya "Mangkat jam pinten?" (Berangkat jam berapa?) dan Rm. Bambang menanggapi dengan "Manut" (Silahkan menentukan). Rm. Agoeng memutuskan berangkat jam 15.15. "Ngangge ayla, nggih. Ben kursi roda isa mlebu" (Pakai mobil ayla, ya, agar dapat membawa kursi roda) kata Rm. Agoeng yang diiyakan oleh Rm. Bambang. Pembicaraan di atas terjadi ketika Rm. Agoeng dan Rm. Bambang akan ikut Misa Peringatan Arwah para rama praja Keuskupan Agung Semarang (KAS) yang terjadi di Seminari Tinggi Kentungan pada hari Selasa tanggal 8 November 2016.
Misa itu diselenggarakan oleh UNIO KAS, Paguyuban Persaudaraan Para Rama Praja KAS. Dari Domus Pacis yang ikut adalah mereka berdua. Rm. Agoeng menyopiri mobil dan ketika sampai Seminari Tinggi, sebelum memarkir mobil, menurunkan Rm. Bambang dengan kursi rodanya. Ternyata mobil dapat masuk sedikit di lorong sebelah timur Kapel Seminari. Beberapa rama dan frater Seminar berdiri menyambut para rama yang datang. Misa dipimpin oleh Rm. Harto Subono sebagai selebran utama didampingi oleh Rm. Kardi, Rm. Winarto, Rm. Bismoko, dan Rm. Mulyatno. Yang berkotbah adalah Rm. Mulyatno, yang menjadi ketua UNIO KAS. Kor "Sinten Purun" dari umat Berkisan, Paroki Mlati, mengiringi dengan alunan nyanyian yang bagus. Sesudah misa ada acara tabur bunga di makam Seminari dan diteruskan dengan santap snak bersama. Tetapi Rm. Agoeng mendorong Rm. Bambang dengan kursi rodanya langsung mendahului ke tempat snak, karena jalan menuju makam tidak rata akibat baru ada pembangunan tambahan gedung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment