Santo Yosafat, Uskup dan Martir
Sabtu, 12 November 2016
Lukas 18:1-8
18:1. Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka
untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang
hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun.
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu
datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi
kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan
tidak menghormati seorangpun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah
aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang
aku."
18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan
hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang
pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur
waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata
kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu
datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, untuk menghayati hidup keagamaan orang biasa berdoa. Ada doa rutin harian dan ada juga doa khusus menurut keperluan.
- Tampaknya, doa rutin harian berisi rumus-rumus umum yang biasa dihafalkan. Doa harian misalnya untuk berangkat dan bangun tidur, akan dan sesudah makan, sedang doa khusus misalnya untuk ulang tahun, peringatan arwah, dan permohonan-permohonan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, kesejatian doa adalah keterbukaan hati terus menerus berelasi dengan Tuhan sehingga menjadi kebiasaan ingatan rohani mengatakan secara spontan dalam hati yang membuat rumusan-rumusan kebiasaan harian dan keperluan khusus sungguh bermakna. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sebenarnya selalu melakukan kontak dengan Tuhan secara batin tanpa diketahui siapapun.
Ah, doa itu ya yang sudah
diatur agama.
0 comments:
Post a Comment