Sabtu, 12 November 2016
Peringatan Wajib St.
Yosafat
warna liturgi
Merah
Bacaan
3Yoh. 5-8; Mzm.
112:1-2,3-4,5-6; Luk. 18:1-8. BcO 1Mak. 3:1-26
Lukas
18:1-8:
1 Yesus
mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus
selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada
seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 3 Dan
di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata:
Belalah hakku terhadap lawanku. 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak.
Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah
dan tidak menghormati seorangpun, 5 namun karena janda ini menyusahkan aku,
baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya
menyerang aku." 6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim
yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang
siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum
menolong mereka? 8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka.
Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
Renungan:
Meminta dan
memberi merupakan peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa saja suatu kali seseorang menyampaikan permintaannya secara
berulang-ulang. Ada pula orang yang diminta senang kala ada orang yang
berkali-kali meminta sesuatu kepadanya, namun ada pula yang tidak senang.
Umumnya mereka senang kala permintaan itu disampaikan dengan baik dan tidak
memaksa.
Yesus memberikan
gambaran bagaimana kita untuk terus berdoa tanpa bosan. Doa yang terus menerus
kita lambungkan akan menggerakkan kemurahan hati Allah kepada umat-Nya. Allah
tidak akan tinggal diam pada mereka yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Rasanya kita pun
tidak perlu sungkan untuk melambungkan doa-doa kita ke hadapan Allah. Allah
telah membuka pintu hati-Nya untuk mendengarkan doa-doa kita. Namun rasanya kok
ya tetep perlu membangun cara untuk meminta. Meminta itu adalah seni. Kadang
permintaan yang kuat bisa kita sampaikan dengan lembut dan manis, jauh dari
kesan memaksa. Cara seperti itu sering gampang menggerakkan hati sang pemberi
untuk mengabulkan permintaan kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
ingin meminta sesuatu. Pikirkanlah caramu dalam meminta.
Refleksi:
Bagaimana meminta
tanpa kesan memaksa?
Doa:
Tuhan terima kasih
atas keterbukaan hati-Mu. Tolonglah aku dengan rahmat harian agar hidup
harianku tercukupi. Amin.
Perutusan:
Aku tak akan
jemu-jemu berdoa di hadapan Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment