Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 5, 2016

Mitra Rama


"Ketika acara akan dimulai, saya tadi di belakang di balik pintu. Sebenarnya tadi saya sudah siap jam 10.00 di dalam ruangan sesuai dengan perjanjian bahwa acara ibadat dimulai pada jam 10.00. Tetapi para ibu terserap oleh Rama Bambang yang duduk di luar dengan canda tawanya" kata Rm. Yadi yang membuat para tamu tertawa terbahak-bahak. Rm. Yadi tampil dengan keceriaan yang penuh humor dalam ibadat itu. Terhadap bagian Bacaan Kitab Suci yang disertai kalimat panduan penjelasan "Sesuai bacaan harian atau yang dipilih dibacakan oleh Romo yang bersangkutan atau pemimpin doa dilanjutkan hening sekitar 15 menit", Rm. Yadi berkata "Dengan penjelasan itu, sekarang marilah kita hening 15 menit." Semua yang ikut ibadat di ruang pertemuan dalam gedung induk Domus Pacis pun tertawa terkekeh-kekeh. "Rama nggih kedah paring pangandikan" (Rama harus berbicara) kata seorang ibu. Rm. Yadi pun menghadirkan kata-kata renungan berdasarkan bacaan hari itu, yaitu Luk 6:12-19. Injil dibacakan ayat per ayat disertai kometar  tentang kebiasaan yang terjadi di antara kita, yaitu dalam pertemuan biasa mencari tempat duduk di bagian belakang. Komentar-komentar Rm. Yadi sungguh segar dan selalu membuat para peserta pertemuan tertawa sampai banyak yang berlinang air matanya.

Kisah itu adalah bagian dari acara pertemuan PUPIP (Paseduluran Umat Pamitran Imam Praja) Yogya di Domus Pacis Sabtu 29 Oktober 2016. PUPIP Yogya sambil mengunjungi para rama tua mengadakan pertemuan rutin di Domus Pacis. Untuk penyediaan konsumsi kelompok ini mempercayakan pada Domus yang ditangani oleh Bu Tatik dan Bu Rini sebagai anggota para relawan-relawati Domus. Para rama yang ikut menyambut adalah Rm. Yadi, Rm. Harto dan Rm. Bambang. Rm. Tri Wahyono ada di kamarnya karena kondisi tubuhnya. Rm. Tri Hartono juga tak ikut menyambut karena pada hari itu sedang merasa lemas. Para anggota PUPIP datang ketika hampir jam 10.00 dan terus menikmati snak yang disediakan. Inilah yang membuat acara yang dalam undangan ditulis jam 10.00 mundur 30 menit. Pertemuan PUPIP ini dibuka dengan ibadat dan diteruskan dengan laporan seksi-seksi dan kemudian diisi oleh Bu Hartini yang mengajak semua menyanyikan lagu-lagu kenangan dengan fotocopy teks yang dibagikan. Sesudah nyanyi-nyanyi pada jam 12.00 ada makan siang bersama. Sehabis makan, sesudah Rm. Yadi menyampaikan berkat dalam acara penutup, Rm. Bambang mengumumkan "Nanti para tamu dapat membawa sisa snak dan lauk. Pengambilan dimulai dari kelompok Wates" sambil membagikan kantong plastik. "Lho, kok Wates didulukan?" celetuk salah satu ibu yang langsung disahut oleh Rm. Bambang "Le teka telat. Durung nyantap snak" (Tadi datang terlambat dan belum menyantap snak). Semua tertawa. Konsumsi memang sisa banyak karena jumlah pesanan 75, tetapi yang hadir antara 40-50 orang.

0 comments:

Post a Comment