Senin, 28 November 2016
Hari biasa Pekan
I Adven
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 2:1-5 atau
Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5,6-7,8-9; Mat. 8:5-11. BcO Yes. 7:1-17
Matius
8:5-11:
5 Ketika Yesus
masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon
kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia
sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang
menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku
tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka
hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku
ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!,
maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus
mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak
orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan
Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Renungan:
Orang yang
berkuasa mempunyai kewenangan untuk memerintah. Setiap anak buahnya pun akan
tunduk pada perintahnya. Apa pun yang dia katakan akan diikuti oleh anak
buahnya. Hal semacam itu akan sangat tampak di dunia kemiliteran maupun di
lingkungan sosial yang agak ketat cenderung kaku. Para anak buah takut kalau
tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh pemimpinnya.
Yesus bertemu
dengan perwira yang menghendaki pertolongan-Nya. Yesus pun berkenan
menolongnya. Namun ketika Ia hendak datang sang perwira malah mengatakan,
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah
kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di
bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu:
Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang,
ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya" (Mat
8:8-9). Baginya Yesus cukup memberi perintah maka anak buahnya akan sembuh.
Kekuatan seorang
pemimpin sering tak terbatas. Ia mampu mengatur segalanya. Keyakinan anak buah
pun menambah daya kuasanya. Maka kiranya kala menjadi seorang pemimpin kita
layak berhati-hati dengan kekuasaan yang kita miliki. Kekuasaan itu untuk
menghadirkan kebaikan, bukan untuk menghancurkan. Kekuatan itu untuk menata
bukan untuk memporak-porandakan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
sebagai seorang penguasa. Lihatlah bagaimana anda menggunakan kekuatanmu.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu menggunakan kuat kuasamu?
Doa:
Tuhan, aku mohon
semoga aku bisa menggunakan kuasa yang kauanugerahkan dengan bijak. Semoga
banyak hal tertata karena kuasa yang Kauberikan kepadaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menggunakan kuasa yang kumiliki dengan bijak. -nasp-
0 comments:
Post a Comment