Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 15, 2016

Sabda Hidup


Rabu, 16 November 2016
Margarita dr Skotlandia, Gertrudis
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Why. 4:1-11; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 19:11-28. BcO 1Mak. 9:1-22

Lukas 19:11-28:
11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. 12 Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. 13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. 14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. 15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. 16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. 17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. 18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. 19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. 20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. 21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. 22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. 23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. 24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. 25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. 26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. 27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." 28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Renungan:
Dalam beberapa kesempatan kita menyaksikan bagaimana seorang pemimpin yang tidak suka dengan salah satu atau dua warganya. Warga itu telah menunjukkan ketidaksenangannya dengan pemimpin tersebut. Mereka secara terang-terangan menunjukkan ketidaksenangannya. Maka balasan pemimpin adalah sikapnya yang acuh pada warga tersebut dan segala permintaan pelayanan mereka.
Sang raja dalam Injil hari ini pun membasmi mereka yang tidak setuju kala ia akan diangkat sebagai raja. Orang-orang itu walau sudah diberi kepercayaan namun tidak mengembangkannya malah menyimpan dan menuduh raja (bdk. Luk 19:20-21). Maka pada mereka raja pun memberikan hukumannya, "Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku" (Luk 19:27).
Tentu ada ketidakcocokan yang kita miliki kepada para pemimpin kita. Bisa jadi ada satu atau dua perkara yang memungkinkan terjadinya gesekan antara kita dengan pemimpin kita. Namun bagaimanapun keadaannya kita tetap diberi peran. Kalau kita sungguh fair maka kita pun akan menjalankan peran tersebut dengan sebaik-baiknya. Mina yang diberikan kepada kita mesti kita kelola dan kembangkan.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu dengan pemimpinmu. Temukan ketidakcocokanmu dengannya. Liatlah kepercayaan yang masih diberikan kepadamu. Bagaimana anda menyikapinya.

Refleksi:
Bagaimana menjalankan tugas di lingkungan kerja yang tidak selaras denganmu?

Doa:
Tuhan aku sadar ada satu dua hal yang membuatku tidak cocok dengan pemimpinku. Namun demikian semoga hal tersebut tidak mempengaruhi kinerjaku. Amin.

Perutusan:
Aku tetap berkomitmen dalam tugas tanggunjawabku walau ada ketidakcocokanku dengan pemimpinku.. -nasp-

0 comments:

Post a Comment