Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 20, 2016

Dulu Ahli Bela Diri


Peristiwa ini terjadi pada Jumat 16 September 2016. Para peserta program Jagongan Iman, yang terdiri para tua dan kebanyakan lansia dari Paroki Pringgolayan, datang berkumpul di Domus Pacis. Mereka telah menyelesaikan pertemuan bulanan yang kedua belas pada Rabu 24 Agustus 2016 untuk mendalami Syahadat Iman Katolik dalam program 2 jam per pertemuan. Dalam pertemuan terakhir para peserta bersepakat untuk menutup kegiatan ini dengan berkunjung ke para rama Domus Pacis pada Jumat 16 September jam 11.00. Untuk acara kunjungan itu kelompok ini minta misa. Maka pada hari itu Misa Harian Domus Pacis, yang biasanya terjadi pada jam 06.00 sore, diganti jam 11.00 siang. Yang memimpin adalah Rm. Bambang. Rm. Yadi, Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono ikut menjadi umat. Dalam misa ini Pak Sungkono menyiapkan dan memimpin lagu-lagu. Bagian homili menjadi sharing pengalaman mengikuti Jagongan Iman. Dari sharing diketemukan hasil pendalaman menunjang manfaat untuk 3 hal: 1) Sesudah tidak memiliki tanggung jawab baik karena pensiun dan atau anak-anak jadi dewasa dan kerja, ada banyak waktu luang untuk ikut kegiatan-kegiatan; 2) Yang harus diwaspadai adalah bagaimana keikut sertaan itu bukan sebagai pelarian dari rasa kesepian; 3) Siap dipimpin oleh warga lain yang lebih muda dan dinamis.

Sekalipun dalam misa ada suasana segar, tetapi kunjungan menjadi amat heboh ketika sesudah penutup Pak Narto, koordinator kelompok yang sudah lansia, meminta rama lain ikut memberikan nasehat. Ketika yang maju Rm. Yadi, tiba-tiba Pak Narto berkata "Para bapak lan ibu, Rama Yadi menika rumiyin guru lan kepala sekolah ing SMP Albertus Godean. Panjenenganipun rumiyin terkenal dados pelatih beladiri. Rama Yadi menika tokoh Pemuda Katolik ingkang ahli bela diri Perisai Sakti" (Para bapak dan ibu, Rm. Yadi itu dulu guru dan kepala sekolah SMP Albertus di Godean. Beliau dulu terkenal menjadi pelatih bela diri. Sebagai tokoh Pemuda Katolik beliau ahli bela diri Perisai Sakti). Kemudian Pak Narto juga mengatakan bahwa dulu juga jadi murid SMP Albertus. Ketika maju dan berada di depan para tamu, Rm. Yadi pun tampil dengan amat segar dan semangat. Para peserta berseru "Nggiiiih" (Yaaaa) ketika Rm. Yadi mengakhiri dengan kata-kata "Sing pun dibundheli ing Jagongan Iman dilakoni, nggiiiih" (Apa yang didapat dalam Jagongan Iman dijalankan, ya). Makan bersama yang disediakan oleh kelompok tamu menjadi penutup kunjungan ini. Kebetulan sebelum makan Rm. Agoeng juga datang bergabung.

3 comments:

ACS Hadi said...

Setiap kali berkunjung kepada Rama-Rama Domus Pacis, setidaknya saya mendapat tambahan semangat baru... selaginya Rama-Rama yg terganggu kesehatannya saja masih bersemangat apalagi saya yg rasanya dikaruniai kesehatan lebih baik, saya mesti harus tetap bersemangat. Matur nuwun Rama-Rama. Berkah Dalem.

ACS Hadi said...

Setiap kali berkunjung kepada Rama-Rama Domus Pacis, setidaknya saya mendapat tambahan semangat baru... selaginya Rama-Rama yg terganggu kesehatannya saja masih bersemangat apalagi saya yg rasanya dikaruniai kesehatan lebih baik, saya mesti harus tetap bersemangat. Matur nuwun Rama-Rama. Berkah Dalem.

Domus Pacis Puren said...

Akan kuceriterakan komentar Mas Hadi ke rama-rama saat makan bareng.

Post a Comment