Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 8, 2016

Lamunan Pekan Biasa XXIII

Jumat, 9 September 2016

Lukas 6:39-42

6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang membutuhkan pancaindera untuk membangun kontak dengan orang lain. Dalam hal ini mata memegang peran utama untuk melihat dan memperluas penghilatan terhadap orang lain dan apapun yang ada di sekelilingnya.
  • Tampaknya, dengan matanya orang amat dimudahkan untuk mendapatkan bahan untuk menilai orang lain. Bila mata tak berfungsi atau buta orang akan mengalami kesulitan besar untuk melihat kenyataan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, kebutaan sejati bukan terletak pada kondisi biologis mata dapat dipakai untuk melihat atau tidak tetapi terletak pada sikap tak terbiasa melihat diri secara nyata dengan segala baik-buruknya dan sulit menemukan kebaikan orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan melihat apa yang dirasa buruk pada orang lain sebagai alat berkaca untuk menemukan kekurang diri yang barangkali justru lebih besar.
Ah, jaman kini adalah jaman persaingan sehingga kekurangan yang lain harus dibesarkan.

0 comments:

Post a Comment