Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 3, 2016

Sabda Hidup



Minggu, 04 September 2016
Minggu Biasa XXIII
Hari Minggu Kitab Suci Nasional
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Keb. 9:13-18; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33. BcO 2Ptr. 1:1-11

Lukas 14:25-33:
25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Renungan:
Suatu kali saya bertemu dengan orang yang menjadi pengusaha properti. Ia memulai dari kecil dan sekarang ini lumayan besar. Yang lebih mengagumkan ternyata dia hanya lulusan SD. Sejak awal dia sadar pada keterbatasan tersebut. Namun kala ia ikut bekerja di bangunan ia ingin menjadi pengusaha properti. Maka ia pun fokus dan cermat menghitung kemampuannya sampai akhirnya dia berhasil.
Tuhan mengingatkan supaya kita menghitung kekuatan kita kalau mau melakukan sesuatu. "Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" (Luk 14:29; lihat juga ayat 31). Perhitungan yang cermat akan menentukan keberhasilan kita.
Rasanya kita pun mampu melakukan sesuatu kala kita mempunyai fokus yang jelas dan mampu membuat perhitungan yang tepat. Kala mengikutiNya hati kita pun terfokus padaNya. Demikian juga kala kita mencita-citakan sesuatu kita perlu fokus pada cita-cita tersebut. Setiap orang akan mampu meraih cita-citanya kala ia fokus dan penuh perhitungan.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah cita-citamu. Lihatlah bagaimana perwujudan cita-citamu.

Refleksi:
Bagaimana menjaga fokus dan membuat perhitungan menuju pada cita-citamu?

Doa:
Tuhan aku ingin sungguh berfokus mendengarkan sabda-Mu. Semoga aku mencapai harapan selaras dengan kehendak-Mu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga fokusku dan mempertajam perhitunganku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment