Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 8, 2016

RM. SAPTO NUGROHO DAN KOI


Rm. Sapto Nugroho, Pr. adalah salah satu imam praja Keuskupan Agung Semarang yang termasuk dekat dengan Komunitas Rama Domus Pacis. Yang menjadi kekhasan beliau adalah apa yang menjadi minatnya juga dibagikan untuk ikut membuat suasana Domus Pacis merasa nikmat. Rm. Sapto sangat menyenangi ikan koi. Bahkan beliau termasuk ahli dalam perikankoian. Ketika masih berkarya di Paroki Santa Maria Fatima Magelang, ikan koinya ada banyak. Kini, sebagai Pastor Pembantu Paroki Wonosari, beliau membuat garapan kolam-kolam indah untuk ikan-ikan koinya.

Pada Rabu tanggal 7 September 2016 ada Kolasi Kevikepan DIY, yang kini menjadi arena forum pastoral. Pada hari ini pertemuan terjadi di kompleks Pastoran Paroki Pringwulung. Pada pagi sekitar jam 09.00 suasana rumah Domus terdengar meriah oleh pembicaraan asyik. Ternyata Rm. Sapto datang bersama pastor-pastor Bandung Gunung Kidul, yaitu Rm. Jati dan Rm. Aan. Rm. Sapto membawa oleh-oleh ikan-ikan koi yang katanya bermutu jauh lebih baik dari pada yang ada di kolam Domus. Rm. Sapto mengatakan bahwa untuk kolam dalam Domus jumlah ikan koi sudah terlalu banyak. Maka banyak yang harus dipindahkan ke kolam luar. Para rama tamu ini meninggalkan Domus Pacis untuk ikut pertemuan di Pastoran Pringwulung. Ketika makan siang, ternyata Rm. Sapto datang bergabung dengan rama-rama Domus. "Wau kula telpon Bu Rini nek iwak koi sing pun cukup gedhe ajeng digoreng. Bu Rini saguh nggawekke pepes model Jawa Barat" (Tadi saya telepon ke Bu Rini bilang kalau ikan koi yang cukup besar akan digoreng. Bu Rini sanggup membuatkan masakan pepes ikan model Jawa Barat) kata Rm. Bambang kepada Rm. Agoeng yang disahut oleh Rm. Sapto "E, ampun! Eman-eman" (E, jangan! Sayang sekali). Rm. Bambang memberi alasan "Sing dhawuh Rama Agoeng" (Saya diperintahkan oleh Rm. Agoeng). Rm. Sapto menegur Rm. Agoeng "Kowe ki piye, ta?" (Kamu itu bagaimana?). Rm. Agoeng pun membantah "Mau dhek ngerti kakehan sing muni 'goreng wae' kowe, ta?" (Ketika tahu ada banyak, yang bilang 'digoreng saja' kamu, ta?). Suasana makan siang jadi meriah penuh canda tawa.

0 comments:

Post a Comment