Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 29, 2016

Sabda Hidup


Jumat, 30 September 2016
Peringatan Wajib
St. Hieronimus, ImPujG
warna liturgi Putih 
Bacaan
Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38; Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14ab; Luk. 10:13-16. BcO Ydt. 12:1-13:2

Lukas 10:13-16:
13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. 14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! 16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Renungan:
Suatu kali ada seorang anak yang bener-bener tidak mau menerima makanan dari orang lain kalau tidak lewat dari orang tuanya. Telusur punya telusur ternyata ia pernah menerima makanan dari orang lain dan setelah dimakan perutnya jadi sakit dan diare. Lalu orang tuanya mengingatkan supaya tidak menerima makanan dari orang lain kalau tidak atas restu mereka. Anak itu mengingat pesan tersebut dan melakukan pesan tersebut.
Yesus memberikan sabda celaka pada Khorazim dan Betsaida. Mereka telah mendengarkan sabda-Nya berulangkali namun tidak berubah, bahkan mungkin tidak mendengarkan. Tidak ada perubahan sama sekali dalam tata cara hidup mereka. Mereka tidak mendengarkan suara dari Tuhan.
Belajar dari sang anak tadi rasanya kita pun perlu sungguh mengindahkan kata-kata yang membentuk kita. Kita tidak perlu membandel membuat sesuatu yang bisa membuat kita celaka. Pengalaman satu kali sudah terlalu banyak bagi kelangsungan hidup kita. Sokur-sokur kita tidak masuk dalam suasana celaka.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ingatlah perjumpaanmu dengan seseorang yang mengatakan sesuatu yang menyelamatkan hidupmu.

Refleksi:
Bagaimana melepaskan diri dari sikap membandel?

Doa:
Bapa, semoga aku terbuka akan sabda-Mu. Bebaskanlah aku dari marabahaya dan celaka. Amin.

Perutusan:
Aku tidak akan bermain dalam perbuatan yang membuatku celaka. -nasp-

0 comments:

Post a Comment