Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 17, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 18 September 2016
Hari Minggu Biasa XXV
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Am. 8:4-7; Mzm. 113:1-2,4-6,7-8; 1Tim. 2:1-8; Luk. 16:1-13 (Luk. 16:10-13). BcO Tb. 1:1-22

Lukas 16:1-13:
1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." 10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? 13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Renungan:
Dalam sebuah institusi sering kita temukan orang-orang kuat. Disadari atau tidak disadari mereka berebut pengaruh di dalam institusinya. Setiap pribadi yang kuat pasti mempunyai kelompok orang yang setia kepadanya. Kala hal ini tidak tersikapi dengan bijak akan ada perpecahan di institusi tersebut. Orang sering mengistilahkan ada matahari kembar, atau banyak matahari dalam institusi tersebut. Kondisi ini akan mempersulit hadirnya lingkungan untuk hidup dan berkembang.
Tuhan bersabda, "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Luk 16:13). Tidak mungkin seorang hamba mengabdi kepada 2 tuan.
Rasanya perlu kesadaran bersama dalam menyatukan sistem kepemimpinan dalam sebuah institusi. Komunikasi yang efektif menjadi salah satu jalan untuk menjaga hadirnya kepemimpinan ganda. Kesatuan kepemimpinan akan mendorong berkembang dan bertumbuhnya organisasi, institusi juga komunitas.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Lihatlah pola kepemimpinan dalam organisasi, institusi dan komunitasmu.

Refleksi:
Bagaimana menjaga kesatuan kepemimpinan?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu berada dalam jalur kepemimpinan yang benar. Semoga aku pun mampu menjadi penyumbang kesatuan visi komunitasku. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengarahkan diri pada satu kesatuan kebijakan hidup bersama. -nasp-

0 comments:

Post a Comment