Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 6, 2016

Lamunan Pekan Biasa XXIII

Rabu, 7 September 2016

Lukas 6:20-26

6:20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, setiap orang dalam hidupnya selalu mencari kebahagiaan. Kebahagiaan tercapai kalau kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi.
  • Katanya, kebutuhan-kebutuhan orang ada tingkat-tingkatnya. Tingkat dasar bercorak materiil dan kalau terpenuhi barulah muncul kebutuhan sosial sampai yang jiwani untuk aktualisasi diri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekaya harta dan semasyhur apapun sehingga amat banyak orang memujinya, ini semua baru merupakan hal-hal lahiriah yang belum mampu menghadirkan kebahagiaan sejati yang merupakan keceriaan hati yang tak hilang dalam keadaan buruk apapun karena bersumber pada kesatuan dengan sang sukacita kekal yang ada dalam nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari bahwa tanpa kesatuan dengan yang dalam nurani orang tak akan tahan ceria dalam berbagai tantangan.
Ah, bagaimanapun juga yang miskin dan yang bodoh ya akan celaka.

0 comments:

Post a Comment