Jumat, 09 September 2016
Petrus Claver
warna liturgi
Hijau
Bacaan
1Kor.
9:16-19,22b-27; Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42. BcO 2Ptr. 3:11-18
Lukas
6:39-42:
39 Yesus
mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta
menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? 40 Seorang
murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat
pelajarannya akan sama dengan gurunya. 41 Mengapakah engkau melihat selumbar di
dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau
ketahui? 42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara,
biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang
di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu
balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar itu dari mata saudaramu."
Renungan:
Kala ada masalah
dengan seseorang lalu kita membicarakannya dengan orang lain yang bermasalah
dengan orang tersebut maka masalah akan semakin besar. Yang muncul bukan
mencari solusi untuk memecahkan masalah yang ada, tapi malah membesar-besarkan
masalah. Orang yang kita ajak bicara makin mengompori panasnya hati kita.
Tuhan mengatakan,
"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke
dalam lobang?" (Luk 6:39). Sesama buta tidak mungkin untuk saling
menuntun. Mereka membutuhkan penuntun yang matanya melek dan bisa melihat
jalan, sehingga tidak terperosok masuk ke lobang.
Maka rasanya kita
perlu waspada. Kalau kita sharing dengan seseorang dan orang itu mengompori
panasnya hati kita maka kita perlu stop. Pada saat itu kita mesti sadar sebagai
orang buta yang dituntun orang buta. Kita bisa masuk dalam lobang. Kala itu
terjadi kita perlu segera berhenti dan mencari penuntun yang melek yang bisa
membawa kita lepas dari lobang masalah yang ada.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
lagi punya masalah. Kamu menemui seseorang dan bercerita kepadanya. Amati
tanggapannya.
Refleksi:
Bagaimana
melepaskan diri dari masalah?
Doa:
Bapa jangan
biarkan aku terperosok dalam suatu masalah. Andai menghadapi masalah aku bisa
menemukan penuntun untuk mengurainya. Amin.
Perutusan:
Aku tidak akan
memperumit masalah yang sedang kuhadapi. -nasp-
0 comments:
Post a Comment