Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, September 12, 2016

Pukis Dari Rama Administrator


"Kula nuwun" (Spada). Ada suara menyusup masuk di kamar Rm. Bambang pada Minggu 11 September 2016 sekitar jam 11.30. Rm. Bambang yang sedang santai berbaring di tempat tidurnya langsung pindah duduk di kursi rodanya menyongsong yang mengucapkan "Kula nuwun". Dia amat mengenal suara itu yang tak lain suara Rama FX Sukendar, Administrator Diocesan Keuskupan Agung Semarang. "Wau dalu sare Pastoran Pringwulung?" (Apakah tadi malam bermalam di Pastoran Paroki Pringwulung?) tanya Rm. Bambang karena tahu bahwa Rm. Kendar sehari berada di Paroki Pringwulung dalam rangka kunjungan untuk penerimaan Sakramen Krisma di Pringwulung. Pertanyaan itu dijawab "Mboten. Tilem biara induk" (Tidak, saya tidur di biara induk). Rm. Bambang tertawa karena itu berarti beliau tidur di rumah orang tuanya.  Rm. Kendar saat ini adalah pemegang tampuk tertinggi di Keuskupan Semarang yang sedang mengalami kekosongan uskup. Di kamar Rm. Bambang beliau omong-omong tentang penerimaan Krisma di Yogyakarta dan yang akan diteruskan di paroki-paroki sekitar Kabupaten Klaten. Situasi Domus Pacis juga menjadi singgungan pembicaraan.

"Ngga, dhahar siang" (Mari kita makan siang) Rm. Bambang mengajak Rama Administrator Keuskupan menuju ruang makan. Ketika menuju kamar makan beliau mampir masuk kamar Rm. Harto dan mendorong Rm. Harto dengan kursi rodanya. Ternyata, menurut Mbak Tari, pada siang itu Rm. Yadi baru pergi mengunjungi kakaknya. "Siang niki kathah sing tindak. Sing dhahar sareng tiyang sekawan. Kamangka yen siang makanan ketambahan saking Hotel Tentrem amargi karyawan Komsos ugi biasa tumut makan siang" (Siang ini banyak yang pergi. Yang makan bersama empat orang. Padahal kalau siang ada tambahan dari Hotel Tentrem karena karyawan Komsos juga biasa ikut makan) Rm. Bambang memberi informasi ke Rm. Kendar. Suasana makan itu seperti biasa ada canda dan ejek mengejek. Rm. Administrator dalam makan siang itu juga jadi tahu bahwa kalau persediaan sisa terlalu banyak, itu menjadi kesempatan bagi Komunitas Rama Domus berbagi rejeki dengan tetangga. Ketika makan hampir selesai Mbak Tari mengambil tas plastik dan menyajikan isinya di meja termasuk membagikan ke rama-rama Domus yang ikut makan. "Napa niku?" (Apa itu?) tanya Rm. Bambang yang mendapatkan jawaban "Pukis" (Kue pukis). Ternyata Rm. Administrator memberi oleh-oleh kue pukis.

0 comments:

Post a Comment