Jumat, 23 September 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Pkh. 3:1-11; Mzm.
144:1a,2abc,3-4; Luk. 9:18-22. BcO Tb. 7:1,8b-17; 8:5-13
Lukas
9:18-22:
18 Pada suatu
kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku
ini?" 19 Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan:
Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah
bangkit." 20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah
Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." 21 Lalu Yesus
melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu
kepada siapapun. 22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung
banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Renungan:
Dalam beberapa
minggu ini kita mendengar berita tentang keributan rumah tangga seorang
motivator terkenal. Anak dari isteri pertama meradang karena tidak diakui
sebagai anak. Ia pun membuka itu dalam suatu acara. Anak itu menegaskan bahwa
dirinya adalah anak sang motivator tersebut. Sang motivator pun menantang untuk
dilakukan tes DNA. Tantangan itu ditanggapi positif oleh si anak.
Yesus pun mencari
ketegasan pengenalan akan diri-Nya pada para murid. Ia bertanya, "Kata
orang banyak, siapakah Aku ini?" (Luk 9:18). Ia pun menegaskan lagi
pertanyaan-Nya, "Menurut kamu, siapakah Aku ini? (Luk 9:20). Ia melihat
sejauh mana orang-orang dan khususnya para murid mengenal diri-Nya. Pengenalan
ini menjadi penting bagi pembinaan selanjutnya.
Status anak,
status diri, pengenalan orang atas diri kita akan menentukan langkah-langkah
kehidupan kita selanjutnya. Maka rasanya penting bagi kita untuk memperkenalkan
diri kita dan membuat diri kita dikenal. Dengan begitu kita pun bisa mempunyai
sikap dan tindakan yang tepat. Maka marilah kita hadir dalam dunia kita.
Berikan kesempatan pada orang untuk mengenal kita.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Bayangkan dirimu bersama orang-orang. Tanyakan kepada mereka siapa
dirimu di hadapan mereka.
Refleksi:
Sejauh mana
dirimu dikenal?
Doa:
Tuhan semoga aku
bisa hadir di hadapan sesamaku. Semoga mereka pun mengenal aku dan aku bisa
bersikap dan bertindak dengan benar. Amin.
Perutusan:
Aku akan hadir di
antara sesamaku dan membiarkan diriku dikenal dengan baik. -nasp-
0 comments:
Post a Comment