Santo Yohanes, Rasul dan Penginjil
Hari Ketiga dalam Oktaf Natal
Selasa, 27 Desember 2016
Yohanes 20:2-8
20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan
murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan
telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia
diletakkan."
20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu
ke kubur.
20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang
lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di
kubur.
20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan
terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan
masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala
Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat
yang lain dan sudah tergulung.
20:8 Maka
masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia
melihatnya dan percaya.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang akan sungguh mampu olah kejiwaan kalau mampu ambil jarak dari hal-hal duniawi. Orang akan mampu fokus pada relung hati dan mampu tidak melihat apa terlihat, tidak mendengar yang terdengar, tidak mecium yang tercium, dan tidak merasakan yang terasa.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa dalam olah rohani apapun yang ada di dunia ini hanya harus dilewati. Ada yang bilang bahwa hidup ini hanya sekedar mampir ngombé (sekedar singgah untuk minum).
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, orang akan memperhatikan apapun yang tampak, terdengar dan terasa, dan menjadikan apapun yang menyentuh lubuk hati menjadi bahan dialog nurani sehingga hal duniawi sekecil apapun dapat memupuk dan menumbuhkembangkan keyakinan hidup. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan makin mengalami pendewasaan iman karena terbiasa mendialogkan kejadian yang dihadapi dengan kedalaman batinnya.
Ah, yang paling pokok itu
adalah taat pada aturan peribadatan.
0 comments:
Post a Comment