Senin, 12 Desember 2016
SP Maria
Guadalupe
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Bil.
24:2-7,15-17a; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7c,8-9; Mat. 21:23-27. BcO 1Taw. 17:1-15
Matius
21:23-27:
23 Lalu Yesus
masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala
serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa
manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu
kepada-Mu?" 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan
satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan
mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25 Dari
manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka
memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan:
Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak
percaya kepadanya? 26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut
kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." 27 Lalu
mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada
mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa
manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Renungan:
Ketika bertemu
dengan orang cerdik pandai mazab suatu pengetahuan menjadi hal yang penting.
Ketika mereka berdiskusi merekapun akan mengutip nama ahli yang dipakai untuk
menyampaikan pendapatnya. Bahkan ada pula dosen yang sangat ahli menyampaikan
kuliahnya dengan banyak mengutip pendapat para ahli. Rasanya nama ahli itu
menjadi penting dan dasar bagi keilmiahan mereka.
Imam-imam kepala
dan tua-tua pun menuntut referensi yang dipakai oleh Yesus, "Dengan kuasa
manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu
kepada-Mu?" (Mat 21:23). Mereka merasa perlu tahu itu untuk menentukan
sikap. Jawaban Yesus akan memudahkan mereka menentukan sikap. Kuasa ini sangat
penting bagi mereka.
Memang harus
diakui bahwa para ahli telah menemukan banyak hal yang melandasi tulisan
mereka. Semua itu layak untuk dijadikan sebagai referensi. Namun layak pula
kita ingat bahwa banyak orang yang tidak dapat menulis juga menemukan banyak
hal dalam hidupnya. Rasanya mereka pun layak kita jadikan referensi. Maka
kiranya kita tidak perlu jatuh pada latar belakang sumber seseorang, namun kita
hargai apa yang telah mereka lakukan dan hasilkan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
bertemu dengan seseorang yang menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat. Nikmati percakapan dengannya dan hasil karyanya.
Refleksi:
Apa yang akan
kaukatakan pada mereka yang telah berbuat sesuatu untuk masyarakat?
Doa:
Tuhan semoga aku
lebih menghargai apa yang telah dihasilkan seseorang daripada sibuk mengurusi
dari mana ia mendapatkan landasannya. Berkatilah orang-orang yang telah berbuat
baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menghormati dan mensyukuri karya seseorang. -nasp-
0 comments:
Post a Comment