Minggu, 18 Desember 2016
HARI MINGGU ADVEN
IV
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 7:10-14;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Rm. 1:1-7; Mat. 1:18-24. BcO Yes. 40:12-18, 21-31
Matius
1:18-24:
18 Kelahiran
Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan
dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup
sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya
dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat
Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di
dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki
dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa mereka." 22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia
Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari
tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
Kadang dalam
hidup ini kita menghadapi persoalan yang dilematis. Ketika kita memilih
melakukan sesuatu maka kita pun menghadapi konsekuensi tertentu. Sebaliknya
kala tidak melakukan sesuatu bukan berarti kita terbebas dari ancaman yang
mungkin datang. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu semua memuat resiko.
Yusuf berada
dalam kebimbangan tingkat tinggi. Tunangannya mengandung. Ia tidak tahu
tunangannya mengandung dari siapa. Ia sungguh mencintainya. Kalau ia menerima
dia maka ia pun mesti menerima anak yang dikandungnya. Kalau ia menolak nama
tunangannya akan cemar dan tunangan yang dikasihi akan celaka. Ia berada dalam
situasi yang sangat dilematis. Ia pun menyerahkannya kepada bimbingan Tuhan.
Tuhan pun berbicara padanya lewat mimpi.
Kala kita
mengalami masalah dilematis kita jangan memaksakan diri untuk segera
menyelesaikannya. Kita bawa persoalan dilematis kita kepada Tuhan. Kita mohon
Tuhan berkenan mengurai persoalan kita. Tuhan akan membantu kita.
Kontemplasi:
Bayangkan kau ada
dalam persoalan dilematis.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu kala menghadapi persoalan dilematis.
Doa:
Tuhan semoga aku
mampu mengarungi kehidupanku dengan baik walau persoalan berat sedang
menghadangku. Engkau akan membantuku mengurainya. Amin.
Perutusan:
Aku akan
melibatkan Tuhan dalam mengatasi segala persoalan hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment